Berita / Nusantara /
Sering Tambah Dosis Pupuk Tapi Panen Segitu-Gitu Aja? Ini Penyebabnya
Jangan asal melakukan penambahan dosis pupuk. foto/Propadu Konair
Jakarta, elaeis.co - Sudah rajin nambah pupuk, tapi hasil panen sawit tetap saja segitu-gitu aja, mungkin masalahnya bukan di tanamannya, tapi di cara hitung dosis pupuknya.
Peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengingatkan, pupuk yang berlebihan justru bisa bikin hasil menurun dan tanah kehilangan kesuburan.
Menurut Eko Novandy Ginting, Peneliti Ilmu Tanah, Agroklimatologi, dan Hidrologi PPKS, banyak petani keliru menganggap bahwa semakin tinggi dosis pupuk, semakin tinggi pula hasil panen. Padahal, yang paling penting bukan jumlahnya, melainkan keseimbangan unsur hara sesuai kebutuhan tanaman.
“Produktivitas sawit meningkat bukan karena dosis tinggi, tapi karena keseimbangan unsur hara yang pas,” jelas Eko, Sabtu (25/10).
Setiap kebun punya kondisi tanah dan kemampuan serapan hara yang berbeda. Karena itu, langkah pertama yang seharusnya dilakukan sebelum menebar pupuk adalah analisis hara tanah dan jaringan tanaman. Dari situ baru bisa ditentukan dosis yang benar-benar dibutuhkan.
“Kalau dosisnya tepat, petani bisa hemat biaya pupuk dan menjaga tanah tetap sehat dalam jangka panjang,” tambahnya.
Eko mencontohkan kesalahan umum di lapangan: petani melihat kadar nitrogen daun cukup tinggi, tapi panen rendah. Saat pupuk ditambah, hasil tetap tidak naik. “Bapak fokusnya di kadar haranya saja, bukan serapan haranya,” ujarnya.
Dalam riset PPKS, dua tanaman sawit diberi dosis berbeda. Tanaman A mendapat 150 kilogram nitrogen per hektare per tahun, sementara tanaman B dua kali lipatnya, 300 kilogram. Hasil analisis menunjukkan kadar nitrogen daun tanaman A 2,5 persen, sedangkan tanaman B hanya 2 persen.
“Kalau cuma lihat kadar haranya, orang akan pikir pupuk N di tanaman B tidak efektif. Padahal dosisnya sudah dua kali lipat,” kata Eko.
Setelah dihitung serapan haranya, tanaman B justru menyerap jauh lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa kadar hara daun tidak selalu mencerminkan efisiensi pupuk.
Untuk menghindari kesalahan seperti itu, PPKS kini mendorong petani memakai sistem Pemupukan Berbasis Keseimbangan Hara (PBKH), pendekatan yang memadukan analisis tanah, jaringan tanaman, dan data produktivitas.
Pendekatan ini terbukti meningkatkan hasil tanpa menambah dosis pupuk. “Sawit berkelanjutan dimulai dari tanah yang seimbang dan keputusan yang cerdas,” tutup Eko.
Karena pada akhirnya, pupuk bukan soal banyak-banyakan—tapi soal seberapa tepat tanaman bisa menyerapnya.







Komentar Via Facebook :