Berita / Serba-Serbi /
Sentra Sawit di Daerah Terpencil ini Butuh Jalan, Pemda Keliling Cari Bantuan
Kondisi jalan di Kecamatan Pagindar cukup sulit dilewati kendaraan. foto: Pirnas.com
Salak, elaeis.co - Saat Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, berdiri 28 Juli 2003, Kecamatan Pagindar masih terisolir. Untuk menjangkau Kota Salak sebagai ibu kota Kabupaten Pakpak Bharat, masyarakat Pagindar harus memutar lewat Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Lama di perjalanan bisa sampai satu hari.
Harga kebutuhan pokok yang hanya bisa diperoleh dari Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulusalam melambung tinggi. Sebaliknya, harga hasil panen justru murah akibat sulitnya akses transportasi.
Baru di tahun 2011 keterisoliran kecamatan tersebut bisa diputus. Pemkab Pakpak Bharat membuka jalan Lagan-Pagindar sepanjang 36 kilometer dan sampai saat ini menjadi satu-satunya jalur darat ke kawasan itu. Sejak saat itu, ibukota kabupaten sudah bisa dijangkau dalam hitungan jam.
Tapi masalah belum selesai. Hingga tahun 2017 jalan yang selesai diaspal baru sepanjang 10 kilometer. Dan sampai saat ini kawasan itu masih masuk kategori daerah tertinggal, salah satunya karena masalah jalur transportasi.
Berbagai upaya dilakukan Pemkab Pakpak Bharat untuk menuntaskan pengaspalan jalan Lagan-Pagindar. Terakhir, pekan lalu Kepala Dinas PUTR-Hub Pakpak Bharat, Maringan Bancin, meminta bantuan kepada Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumatera Utara, Bambang Pardede, di Medan.
"Total ada tujuh ruas jalan provinsi yang ada di Pakpak Bharat yang diusulkan perbaikannya ke Pemprov Sumatera Utara. Mudah-mudahan tahun depan kita memperoleh prioritas pembangunan dan juga kucuran dana yang lebih besar lagi," kata
Maringan melalui keterangan resmi Diskominfo Pakpak Bharat.
Menanggapi permintaan itu, Bambang menjelaskan bahwa di tahun 2023 pihak provinsi telah berkomitmen membangun ruas jalan penghubung Pakpak Bharat-Humbang Hasundutan, dan melanjutkan pengerjaan hotmix ruas jalan Kuta Jungak-Sigalingging.
"Mengenai jalan Lagan-Pagindar, sedang kami lakukan penghitungan kembali. Mudah-mudahan nanti ada anggaran untuk peningkatan mutu dan kualitas jalan ini di tahun 2023. Kita juga sangat memahami kesulitan masyarakat di sana," jelasnya.
Bupati Pakpak Bharat, Franc Benrhard Tumanggor, sepertinya tidak bisa menerima jawaban yang tak pasti. Dua hari lalu dia menjumpai anggota Komisi V DPR RI yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Serdang Bedagai.
Dalam pertemuan itu Bernhard menekankan perlunya segera menuntaskan pembangunan jalur Lagan-Pagindar karena ini akan menjadi jalan penghubung Sumatera Utara-Aceh.
"Kecamatan Pagindar masih terpencil, hanya bisa diakses melalui jalan yang sangat sulit dan berat untuk dilewati. Keterisoliran itu harus diputus guna membantu menggerakkan roda perekonomian di sana," sebutnya.
Menurutnya, Pagindar punya potensi ekonomi yang sangat besar. "Di sana terdapat puluhan ribu hektare kebun sawit, gambir, dan karet. Ada juga objek wisata hutan kapur yang sangat langka dan tidak ditemukan di daerah lain. Tapi persoalannya, jalan ke sana sangat sulit," tukasnya.
"Kami menghadapi keterbatasan anggaran, oleh karena itu kami mohon agar jalur Lagan-Pagindar yang bisa menjadi jalur alternatif dari Aceh ke Danau Toba menjadi skala prioritas Komisi V DPR RI," sambungnya.
Bernhard sedikit lega karena anggota Komisi V DPR RI sepakat akan membahasnya bersama pemerintah pusat.







Komentar Via Facebook :