https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Sentimen WTO Jadi Katalis Saham Emiten Sawit, ini Rekomendasi Buat Investor

Sentimen WTO Jadi Katalis Saham Emiten Sawit, ini Rekomendasi Buat Investor

Papan pergerakan harga saham di BEI. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Panel World Trade Organization (WTO) resmi mendukung posisi Indonesia terkait sengketa pengenaan bea masuk imbalan atau countervailing duties oleh Uni Eropa terhadap impor biodiesel asal Indonesia. Informasi anyar ini menjadi angin segar bagi emiten sawit tanah air. 

Menurut Abdul Azis, analis Kiwoom Sekuritas, meski isu deforestasi sempat menjadi hambatan, hubungan Indonesia dengan Uni Eropa kini mulai membaik.

“Kemenangan di WTO menjadi langkah dukungan lembaga internasional terhadap program biodiesel berbasis minyak sawit atau CPO,” katanya dalam rilis yang diterima elaeis.co, Rabu (27/8). 

Tak kalah optimis, pengamat pasar modal Reydi Octa menilai sentimen WTO merupakan katalis kuat bagi saham emiten sawit. Selain membuka keran ekspor, rencana pemerintah memproduksi B50 pada tahun depan diperkirakan akan mendorong permintaan domestik, yang mendukung kinerja emiten sawit secara keseluruhan.

Rekomendasi saham pun mulai bermunculan. Kiwoom Sekuritas menyoroti PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) sebagai pilihan trading buy. Laporan keuangan AALI per 30 Juni 2025 menunjukkan pendapatan bersih senilai Rp14,44 triliun, melonjak 40,07% dibanding semester I/2024. 

Laba bersih tercatat Rp702,12 miliar, naik 40,13% YoY. Target harga saham AALI berada di kisaran Rp7.675–7.825 dengan support di area Rp6.950–Rp6.900.

Di lantai bursa, meski AALI sempat turun 3,34% ke Rp7.225 pada perdagangan 26 Agustus 2025, tren year-to-date menunjukkan kenaikan 16,53%.

Sementara itu, Reydi Octa menyoroti saham sawit lain yang layak dikoleksi, seperti TAPG, STAA, TBLA, DSNG, PGUN, JARR, hingga BWPT.

PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) mencatat laba bersih melonjak 75,36% YoY menjadi Rp1,69 triliun, sementara PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) membukukan laba bersih sebesar Rp656,72 miliar, naik 55,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Sementara itu, PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) mencatatkan kenaikan spektakuler hingga 330,65% sepanjang tahun berjalan 2025.

Selain kinerja yang solid, faktor eksternal seperti keputusan WTO dan dukungan kebijakan B50 diyakini menjadi pemicu sentimen positif di pasar.

Saham-saham sawit lainnya, seperti SIMP dan TBLA, juga menarik dari sisi valuasi sehingga patut dicermati oleh investor yang ingin memanfaatkan momentum pasar.

Dengan adanya dukungan internasional dari WTO dan dorongan domestik melalui kebijakan B50, prospek emiten sawit Indonesia diprediksi semakin cerah. Baik dari sisi ekspor maupun kinerja saham di bursa, para investor pun memiliki alasan kuat untuk mulai menimbang koleksi saham sawit di portofolionya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :