https://www.elaeis.co

Berita / Lingkungan /

Selandia Baru Danai Perlindungan Hutan Adat di Kalbar

Selandia Baru Danai Perlindungan Hutan Adat di Kalbar

Peninjauan hutan lindung di Kalimantan Barat. Foto: Istimewa


Pontianak, elaeis.co - Pemerintah Selandia Baru sedikitnya telah menggelontorkan uang senilai NZ$24.800 atau sekitar Rp239 juta untuk mendukung konservasi hutan di Kabupaten Sanggau dan Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar).

Dana ini disalurkan melalui Yayasan Petani untuk Pelindung Hutan atau Farmer For Forest Fund (4F).

“Pendanaan ini akan memberikan dampak yang besar dalam melindungi hutan adat yang tersisa di Sanggau dan Sekadau, serta bagi kehidupan masyarakat desa," kata Tirza Pandelaki, Direktur Eksekutif 4F dalam siaran pers tertulis yang diterima elaeis.co, Kamis (25/4).

Tirza mengatakan, pihaknya telah berjuang selama bertahun-tahun untuk melindungi hutan yang sangat penting bagi budaya, mata pencaharian, dan kesejahteraan spiritual masyarakat.

Untuk itu, ia berterima kasih dan sangat menghargai dukungan dana dari Kedutaan Besar Selandia Baru.

"Kami akan fokus untuk memberikan dampak langsung di lapangan dan bermitra dengan petani lokal serta masyarakat adat," ujarnya.

Salah satu anggota dewan pembina yayasan, Anda Greenbury menambahkan bahwa dana ini akan memberikan kontribusi besar dalam melanjutkan program yayasan untuk mendukung petani kecil yang terpinggirkan dalam melestarikan hutan, menghasilkan komoditas yang bebas dari deforestasi, mengajak konsumen dan pemangku kepentingan lainnya untuk bekerja sama dalam menangani masalah penting demi dunia yang lebih baik untuk ditinggali.

Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk memberikan dukungan Insentif dan Benefit (I&B) bagi perlindungan hutan Stok Karbon Tinggi (SKT), dan kawasan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) pada Desa Gunam di Sanggau dan Desa Setawar di wilayah Sekadau.

"Termasuk juga pelatihan dan pengerahan penjaga hutan, dukungan pengelolaan hutan adat berbasis desa, dukungan peraturan kehutanan lokal, pemantauan hutan, serta pelatihan dan penerapan Praktek Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices)," katanya.

 

Sementara, menurut seorang pemimpin suku Dayak di Kabupaten Sanggau, Beatus Pius Onomuo, dana diberikan setelah penilaian partisipasi penuh atas lahan dan sumber daya alam desa yang dilakukan melalui kemitraan yayasan dengan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS).

"Nah, kedutaan Besar Selandia Baru melalui Head of Embassy Fund-HEF dengan senang hati mendukung kegiatan dari Yayasan 4F yang sejalan dengan kebijakan Aotearoa New Zealand untuk pembangunan berkelanjutan. Aotearoa New Zealand mengakui pentingnya solusi lokal, yang mencerminkan bahwa banyak masyarakat telah beradaptasi untuk hidup dengan dampak perubahan iklim selama beberapa dekade, terakhir," ujarnya.

Menurutnya, hal itu juga termasuk mendukung kemitraan yang berfokus pada mengikutsertakan dan mendukung masyarakat dan komunitas yang paling rentan. Ia berharap tim 4F dan para mitra dapat meraih kesuksesan di masa mendatang.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah Selandia Baru yang telah mendukung upaya yayasan melindungi hutan. Kami tahu bahwa pemerintah Selandia Baru adalah pendukung kuat pembangunan berkelanjutan, termasuk mempertimbangkan warisan budaya dan nilai-nilai adat masyarakat," ujarnya.

"Kami berharap upaya masyarakat adat dalam melestarikan hutan dapat menghasilkan nilai tambah dan produk yang kami hasilkan ini juga dapat diterima dengan baik di pasar. Ini kami lakukan tidak lain hanya untuk mendukung upaya dalam menjaga hutan agar tetap lestari dan terus terjaga dari generasi ke generasi," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :