https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sejumlah Pabrik di Jambi 'Gulung Tikar' karena Kurangnya Pasokan Buah

Sejumlah Pabrik di Jambi

Ilustrasi-Reuters


Jambi, Elaeis.co - Dengan luas 1.400.000 hektare perkebunan kelapa sawit yang ada di Provinsi Jambi, ternyata tidak menjamin industri minyak sawit mentah di daerah tersebut akan bertahan.

Sebab, dari data yang disodorkan Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Jambi, ada beberapa pabrik kelapa sawit (PKS) di daerah itu harus gulung tikar lantaran tidak mendapatkan pasokan TBS sawit.

"Kalau dilihat dari segi luasan perkebunan di Jambi, minimal harus ada 10 pabrik lagi berdiri di daerah ini. Namun apa daya, pabrik yang ada pun harus tutup karena kurangnya pasokan buah," kata Ketua Apkasindo Jambi, Kasriwandi saat berbincang dengan Elaeis.co melalui telepon seluler, sore kemarin.

Pria yang akrab disapa Iwan ini memberikan contoh seperti pabrik PT HAL di Batanghari dan dua lagi milik PTPN VI yang harus gulung tikar lantaran minimnya pasokan buah untuk diolah menjadi minyak sawit mentah.

"Kayak PT HAL di Batanghari, boleh dikatakan tutup karena tidak dapat buah. Apalagi perusahaan tersebut juga tidak punya kebun inti dan hanya mengandalkan pola kemitraan. Begitu juga dengan PTPN VI, dua pabriknya tutup karena kurangnya buah untuk diolah," kata dia.

Iwan bilang, selain karena kurangnya pasokan TBS, kuantitas TBS juga menjadi penyebab pabrik-pabrik tersebut tutup. Karena itu, hampir 60 persen pabrik kelapa sawit di Jambi idle capacity.

"Kebanyakan pabrik disini mengandalkan buah dari masyarakat. Sebab, dari total luas perkebunan kelapa sawit di Jambi, 60 persennya milik petani. Nah, karena idle capacity, jadi efektifnya pabrik itu tidak dapat. Misalnya biaya olah yang diharapkan dibawah Rp100, tidak terjadi. Sebab harapan pabrik misalnya dapat mengelola 1.000 ton, ternyata buah yang ada hanya 600 ton," jelasnya.

Jika buah dari masyarakat memadai kata Iwan, pabrik-pabrik itu tidak akan tutup. Kelemahan petani di Jambi selama ini karena tidak merawat kebun dengan baik. 

"Dengan luasan kebun seperti saat ini, tidak akan mungkin pabrik-pabrik itu tutup kalau buah dari petani memadai dan bagus. Ini tidak, bibit yang ditanam banyak yang enggak bagus. Tentu hasilnya juga tidak baik," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :