Berita / Nasional /
Sei Mangkei Disulap Jadi Magnet Hilirisasi Sawit, Investasi Serap Rp6,5 T
Diskusi dan Kunjungan Pembahasan KEK Sei Mangkei.(Ist)
Medan, elaeis.co - KEK Sei Mangkei disulap jadi magnet hilirisasi sawit, serap investasi Rp6,5 triliun, ciptakan ribuan lapangan kerja, dongkrak ekspor, dan dorong ekonomi nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatera Utara makin mencuri perhatian sebagai episentrum hilirisasi industri sawit nasional. Kawasan ini tak hanya menjadi simbol transformasi industri, tetapi juga magnet investasi baru. Hingga 2024, realisasi investasi yang masuk tercatat mencapai Rp6,5 triliun, sementara nilai ekspor produk hilirnya menembus Rp2,7 triliun.
Menurut Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, perkembangan pesat KEK Sei Mangkei menjadi bukti keberhasilan pemerintah dalam mendorong hilirisasi. “Kami berharap ekspansi kawasan ini bisa memperkuat perekonomian Sumatera Utara sekaligus mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya, Senin (22/09).
Sejak awal digagas, KEK Sei Mangkei memang diarahkan menjadi pusat industri berbasis kelapa sawit. Keberadaan proyek KernelMax menjadi langkah strategis untuk memperluas kapasitas hilirisasi. Proyek ini diperkirakan akan mendatangkan tambahan investasi sekitar USD20 juta dan mampu menyerap lebih dari 9.600 tenaga kerja.
Selain itu, industri yang beroperasi di Sei Mangkei telah mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM) lokal. Hal ini menunjukkan bahwa hilirisasi sawit tidak hanya mendatangkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga memberi manfaat sosial yang langsung dirasakan masyarakat sekitar.
Meski capaian investasi cukup menggembirakan, penguatan infrastruktur tetap menjadi syarat mutlak agar KEK Sei Mangkei bisa terus berkembang. Akses energi, perumahan pekerja, hingga fasilitas akomodasi yang layak menjadi faktor penting dalam mendukung aktivitas industri.
Kehadiran Pelabuhan Kuala Tanjung juga menjadi kunci strategis. Pelabuhan ini diproyeksikan sebagai simpul logistik internasional yang terintegrasi langsung dengan kawasan industri Sei Mangkei. Dengan integrasi tersebut, arus barang akan lebih lancar, biaya logistik bisa ditekan, dan produk hilir sawit Indonesia memiliki daya saing lebih kuat di pasar global.
Secara nasional, keberadaan KEK menunjukkan dampak nyata. Hingga semester I 2025, realisasi investasi KEK di seluruh Indonesia mencapai Rp294,4 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 187 ribu orang. Angka tersebut menegaskan bahwa KEK bukan hanya proyek kawasan, melainkan salah satu pilar dalam transformasi ekonomi nasional.
Haryo menekankan pentingnya sinergi lintas sektor. “Keberhasilan KEK tak bisa dilepaskan dari kerja sama erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha. Dukungan infrastruktur, insentif fiskal, serta kepastian regulasi harus terus diperkuat,” jelasnya.
Dengan kinerja yang sudah terbukti, KEK Sei Mangkei diharapkan menjadi model keberhasilan hilirisasi dan pusat pertumbuhan baru di wilayah barat Indonesia. Pemerintah optimistis kawasan ini dapat memperkokoh kontribusi Indonesia dalam rantai pasok global sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Turut hadir dalam diskusi dan kunjungan ke kawasan tersebut antara lain Kepala Administrator KEK Sei Mangkei Elfi Haris, Kabid Fasilitas Kanwil DJBC Sumut M. Rafik, Kepala KPPBC Kuala Tanjung Agus Sujendro, serta sejumlah perwakilan perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya







Komentar Via Facebook :