Berita / PSR /
Sebulan Lagi Panen, Petani Sawit Masih Bingung ke Mana Jual Padi Gogo
Padi gogo pola tumpang sari di kebun sawit di Banten tumbuh subur. foto: ist.
Serang, elaeis.co - Program tumpang sari padi gogo di lahan sawit berjalan bagus di Provinsi Banten. Ada 150 hektar total lahan kebun kelapa sawit yang dimanfaatkan untuk budi daya padi kering tersebut.
Diceritakan Ketua Aspek-PIR Banten, M Nur, lahan yang menjadi tempat penanaman padi gogo tersebut merupakan kebun kelapa sawit yang mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR).
"Total ada 150 hektar. Ini termasuk dari Kabupaten Pandeglang seluas 70 hektar yang dikelola oleh Kelompok Tani Tunas Jaya Raharja," ujarnya kepada elaeis.co, Jumat (24/1).
Sementara sisanya lanjut dia, ada di Kabupaten Lebak seluas 80 hektar yang dikelola oleh 3 kelompok tani yang langsung didampingi oleh Aspek-PIR Banten.
"Usia tanaman saat ini sudah berusia 2 bulan. Sementara usia kelapa sawit sudah 1 tahun," tuturnya.
Nur menjelaskan, pada awal dilaksanakan program yang termasuk dalam upaya mendukung ketahanan pangan ini, petani hanya mendapatkan bantuan benih saja. Kemudian dikelola hingga diperkirakan 1 bulan mendatang sudah dapat dilakukan pemanenan perdana.
Kondisi ini justru membuat bingung petani di dua kabupaten itu. Sebab masih menjadi perdebatan apakah hasil panen itu akan dikonsumsi sendiri atau diperjualbelikan.
"Memang saat ini hanya bisa dikonsumsi sendiri, karena belum ada pasar yang menampung padi kering itu. Sebab, rasanya agak berbeda dengan padi sawah," ujarnya.
Dia berharap ke depan ada terobosan dari pemerintah untuk penampungan penjualan padi kering itu. "Selain itu, petani juga berharap mendapatkan bantuan pupuk, herbisida dan insektisida. Bukan sekedar benih," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :