https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Sawit Ramah Lingkungan, Indonesia Tampil Spektakuler di CAEXPO 2025

Sawit Ramah Lingkungan, Indonesia Tampil Spektakuler di CAEXPO 2025

China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-22 dan China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS) 2025 di Nanning, Guangxi, China, 17–21 September. Dok.Istimewa


Jakarta, elaeis.co - Indonesia kembali menjadi sorotan dalam ajang China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-22 dan China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS) 2025 di Nanning, Guangxi, China, 17–21 September. Tahun ini, Indonesia hadir dengan tiga paviliun sekaligus, namun yang paling menyita perhatian adalah kampanye besar soal sawit ramah lingkungan.

Paviliun Komoditas yang menjadi yang terbesar, seluas 2.900 meter persegi, menampilkan 74 booth produk unggulan Nusantara. Dari kopi, cengkeh, kerajinan tangan, hingga buah tropis, semuanya ditampilkan. Namun sorotan utama jatuh pada promosi sawit berkelanjutan yang digagas oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit.

BPDP membawa narasi bahwa sawit Indonesia bukan hanya bahan baku industri, tetapi juga produk hijau yang telah menerapkan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Langkah ini dinilai penting untuk menjawab kritik global terkait isu deforestasi dan lingkungan.

“Partisipasi Indonesia di CAEXPO 2025 bukan hanya memamerkan produk, tapi juga menunjukkan keseriusan kita dalam mendorong praktik sawit yang bertanggung jawab,” kata Parulian Silalahi, Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Tiongkok dan Mongolia.

Selain Paviliun Komoditas, Paviliun Nasional juga menarik perhatian dengan menampilkan potensi dari Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Tanah Bumbu dan Tapin. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu sentra sawit dengan komitmen kuat pada praktik budidaya berkelanjutan.

Tak ketinggalan, sejumlah kerja sama strategis juga lahir dari forum ini. Johnlin Agro Raya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Yonghong Group dari China untuk mengembangkan produk sawit berkelanjutan bernilai tambah tinggi. Forum Dialogue of Plantation Fund Management Agency turut membahas hilirisasi sawit, energi hijau, dan penguatan sertifikasi ISPO.

CAEXPO menjadi panggung penting untuk memperkuat posisi sawit Indonesia di pasar China. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), China masih menjadi mitra dagang utama Indonesia, dengan kontribusi 40,86 persen pada impor nonmigas pada Januari 2025. Tak heran, forum seperti ini dipandang strategis untuk memperluas akses pasar sekaligus memperbaiki citra sawit Indonesia di mata dunia.

Bahkan, dalam agenda Business Matching UMKM, produk turunan sawit seperti makanan olahan dan kosmetik herbal juga dipromosikan. Target transaksi ditetapkan hingga Rp100 miliar, memberikan peluang besar bagi pelaku usaha kecil untuk ikut merasakan dampak positif dari perdagangan internasional.

Kehadiran sawit berkelanjutan di CAEXPO 2025 menjadi langkah spektakuler Indonesia dalam membalikkan narasi global. Dari yang semula dipandang sebagai masalah lingkungan, kini sawit mulai diperkenalkan sebagai bagian dari solusi, terutama dalam transisi menuju energi hijau.

Dengan strategi ini, Indonesia tidak hanya memperkuat hubungan dagang dengan China dan ASEAN, tetapi juga menegaskan diri sebagai pemain kunci dalam percaturan energi dan komoditas global.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :