https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sawit Petani di Sei Kuning Cuma Bisa Dipanen Sekali Sebulan, Ada Apa?

Sawit Petani di Sei Kuning Cuma Bisa Dipanen Sekali Sebulan, Ada Apa?

Petani sawit di Desa Kota Intan mengumpulkan hasil panen. Foto: Yahya


Pasir Pengaraian, elaeis.co - Sudah dua tahun terakhir petani sawit swadaya mengeluh akibat mahalnya harga pupuk kimia. Lonjakan biaya perawatan kebun tak sebanding dengan harga sawit.

Parmonangan Pane, seorang petani sawit swadaya warga Desa Sei Kuning, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu (rohul), Riau, mengaku sejak tahun 2021 lalu hingga saat ini tak memupuk kebun sawitnya karena harga pupuk kimia semakin mahal.

"Biasanya saya melakukan pemupukan dalam satu tahun itu sebanyak dua kali. Tapi sejak harga pupuk naik terus, jangankan dua kali, satu kali setahun pun gak bisa lagi. Sekarang semuanya serba mahal. Belum lagi kebutuhan sekolah anak-anak dan lain-lain, tak sangguplah mau beli pupuk semahal itu," kata Monang kepada elaeis.co, kemarin.

Akibatnya, lanjutnya, produksi sawit turun drastis. 4 hektare kebun sawitnya biasanya menghasilkan 2 sampai 2,7 ton, tapi sekarang hanya tinggal 1,3 ton dalam sebulan.

"Malah sekarang tak lagi bisa panen dalam jangka waktu 14 hari seperti putaran biasanya. Sekarang panen dalam sebulan cuma satu kali, itupun cuma dapat 1 ton lebih. Kalau dipaksa dua kali, buahnya tak ada," ungkapnya.

"Bukan cuma saya yang mengalami hal ini, banyak juga petani di sempadan kita yang mengalami nasib serupa," tambahnya.

Dia mengaku para petani kecil saat ini hanya bisa pasrah menunggu pemerintah berpihak ke mereka. "Kami selaku petani sawit swadaya sebenarnya tidak mau cengeng. Tapi mestinya pemerintah membuka mata, jangan disamaratakan petani kecil dengan toke sawit besar, tentu tidak seimbang," tandasnya.

"Kalau kami petani kecil ini, dari pada tak bisa beli kebutuhan rumah tangga, lebih baik tak beli pupuk," tambahnya.
 

Komentar Via Facebook :