https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Sawit Jadi Primadona Pajak, PPh Badan Capai Rp337 Triliun

Sawit Jadi Primadona Pajak, PPh Badan Capai Rp337 Triliun

Direktur Jenderal Pajak, Bimo Wijayanto.


Jakarta, elaeis.co - Setoran Pajak Penghasilan (PPh) Badan melonjak 7,1% hingga Oktober 2025 atau mencapai Rp 337,01 triliun. Ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 314,8 triliun. 

Peningkatan ini menandakan bisnis perusahaan di Indonesia, khususnya sektor sawit sedang panas-panasnya.

Direktur Jenderal Pajak, Bimo Wijayanto, menegaskan, pertumbuhan ini sebagian besar ditopang oleh sektor pertanian, tanaman pangan, termasuk sawit. 

“Kinerja profitabilitas perusahaan, terutama sawit, menunjukkan tren positif. Produksi dan ekspor sawit meningkat signifikan, sehingga kontribusi PPh Badan ikut terdongkrak,” kata Bimo dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (24/11).

Tidak main-main, kontribusi PPh Badan dari sektor ini mencapai 18,7% dari total penerimaan pajak nasional. Artinya, hampir satu dari lima rupiah pajak yang masuk ke kas negara berasal dari bisnis sawit.

Selain sawit, sektor lain yang ikut mendongkrak penerimaan PPh Badan adalah ketenagalistrikan dan pertambangan bijih logam, termasuk aktivitas penunjang pertambangan. 

Namun, jelas Bimo, sawit tetap jadi “bintang utama” karena kenaikan harga yang signifikan. Tahun ini, harga sawit naik 8,7% dibandingkan tahun sebelumnya, membuat profit perusahaan makin tebal dan pajak ikut meningkat.

Fenomena ini sekaligus menunjukkan bahwa industri sawit Indonesia masih jadi tulang punggung ekonomi nasional. Meski beberapa tahun terakhir sempat mendapat sorotan terkait isu lingkungan dan konflik lahan, faktanya komoditas ini tetap jadi primadona di pasar global.

Bagi pemerintah, lonjakan PPh Badan ini tentu disambut positif. Pajak tambahan dari sawit bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, subsidi energi, hingga program sosial. 

Sementara bagi pelaku industri, hasil ini jadi sinyal bahwa ekspor dan produksi sawit masih sangat menguntungkan, dan tren kenaikan harga diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun.

Para analis menilai, kombinasi produksi tinggi, permintaan ekspor meningkat, dan harga yang stabil membuat sawit jadi sektor yang 

“menggembungkan” penerimaan PPh Badan. Bimo menekankan pemerintah tetap mengawasi agar pertumbuhan ini sejalan dengan kepatuhan pajak dan keberlanjutan industri.

Dengan data ini, jelas terlihat bahwa sawit bukan hanya makanan dunia, tapi juga “mesin” utama negara dalam menambah pendapatan pajak. Jadi, bagi Indonesia, sawit tetap jadi komoditas emas yang tak boleh diremehkan.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :