https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Sawit Eks-Karet Rentan Ganoderma, Petani Wajib Terapkan Ini

Sawit Eks-Karet Rentan Ganoderma, Petani Wajib Terapkan Ini

Peneliti PPKS, Djend Muhayat.


Jakarta, elaeis.co - Bagi petani sawit, ancaman penyakit ganoderma bukan hal baru. Jamur yang menyerang batang kelapa sawit ini dikenal sebagai musuh utama perkebunan karena mampu menurunkan produktivitas bahkan mematikan tanaman. Masalah kian serius ketika kebun sawit dibangun di atas lahan bekas tanaman karet.

Menurut peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), pohon karet merupakan “rumah nyaman” bagi ganoderma. Sisa batang karet yang membusuk setelah ditebang menjadi media empuk bagi jamur tersebut untuk berkembang. Dari situlah, patogen dengan mudah berpindah ke tanaman sawit muda.

“Ganoderma bisa menempel dengan mudah pada karet yang sudah mengalami pembusukan batang. Begitu lahan karet ditanami ulang dengan kelapa sawit, risikonya jauh lebih besar dibandingkan lahan bekas hutan,” jelas peneliti PPKS, Djend Muhayat dalam sebuah tayangan edukasi.

PPKS menekankan pentingnya langkah pencegahan dini. Salah satu kunci mitigasi adalah dengan memanfaatkan biofungisida berbasis Trichoderma. 

Mikroorganisme ini dikenal sebagai jamur baik yang mampu menekan populasi ganoderma di tanah.

Teknis aplikasinya pun relatif sederhana. Trichoderma diberikan ke lubang tanam saat persiapan penanaman sawit. Dosis yang disarankan berkisar antara 500 gram hingga 1 kilogram per lubang pada areal yang sudah teridentifikasi endemik ganoderma.

Tidak berhenti di awal tanam, aplikasi juga perlu diulang secara berkala. Minimal sekali dalam setahun, petani dianjurkan menaburkan kembali sekitar 500 gram Trichoderma di sekitar tanaman. Tujuannya menjaga dominasi mikroba baik agar mampu melawan bibit-bibit jamur patogen di tanah.

Pendekatan biologis ini dianggap lebih ramah lingkungan sekaligus berkelanjutan. Dengan memperbanyak populasi Trichoderma, petani sebenarnya sedang mengubah “peta persaingan” di bawah tanah. Alih-alih memberi ruang bagi ganoderma berkembang, lahan akan lebih didominasi mikroba yang bersahabat dengan tanaman.

“Target kita adalah tanaman sawit sehat dan produktivitas tinggi. Kuncinya, jangan biarkan ganoderma mendominasi sejak awal. Kita perlu membangun sistem pertahanan alami lewat mikroba baik,” ungkap peneliti PPKS.

Perkebunan sawit eks-karet memang menghadapi risiko lebih berat. Tanpa mitigasi yang tepat, kasus serangan ganoderma bisa meningkat lebih cepat dan merugikan. Petani diingatkan tidak menunggu hingga gejala muncul, seperti batang busuk, pelepah patah, atau tanaman tiba-tiba mati.

Langkah preventif jauh lebih murah dan efektif ketimbang penanganan ketika infeksi sudah meluas. Karena itu, pemahaman petani akan teknologi pengendalian biologis sangat krusial.

Dengan kontribusinya yang besar terhadap perekonomian nasional, produktivitas sawit tidak boleh terganggu oleh penyakit mematikan seperti ganoderma. Mitigasi berbasis Trichoderma bisa menjadi senjata utama petani, khususnya di lahan eks-karet yang rawan terinfeksi.

Jika konsisten dilakukan sejak awal, langkah ini diyakini mampu menjaga kesehatan tanaman, memperpanjang umur produktif, sekaligus menjamin hasil panen tetap tinggi. 

Pada akhirnya, keberhasilan mengendalikan ganoderma bukan hanya keuntungan bagi petani, tetapi juga menjadi fondasi penting menuju sawit berkelanjutan dan berdaya saing global.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :