https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Sawit Diyakini Bakal Geser Dominasi Soybean dan Sunflower Oil di Pasar Global

Sawit Diyakini Bakal Geser Dominasi Soybean dan Sunflower Oil di Pasar Global

Minyak nabati. foto: 99.co


Jakarta, elaeis.co – Minyak sawit Indonesia diprediksi bakal menggeser dominasi minyak kedelai (soybean) dan minyak bunga matahari (sunflower) di pasar minyak nabati global.

Dengan efisien dan potensi produksi minyak sawit hingga 100 juta ton, Indonesia akan menjadi penentu harga minyak nabati dunia.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III), M. Abdul Gani, optimis Indonesia bisa menjadi penentu harga minyak nabati dunia berkat potensi besar sawit.

Gani menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk menguasai hampir separuh dari total kebutuhan global minyak nabati yang diperkirakan mencapai 220 juta ton per tahun. Pasokan sawit yang terus meningkat secara produktif menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia.

“Kalau dunia bisa menerima sawit secara luas, maka tak perlu lagi tanam soybean atau sunflower dalam skala besar. Sawit kita cukup. Dan ketika saat itu tiba, Indonesia akan menjadi penentu harga minyak nabati dunia,” ujar Gani dalam keterangannya dikutip Selasa (22/4).

Indonesia tercatat memiliki lebih dari 16 juta hektare lahan perkebunan sawit dan menjadi produsen sawit terbesar di dunia dengan produksi lebih dari 47 juta ton crude palm oil (CPO) per tahun. Sawit Indonesia mendominasi pasar ekspor global, tetapi menurut Gani, potensi besar ini belum dimaksimalkan sepenuhnya.

“Masalah terbesar yang menghambat potensi sawit adalah persepsi negatif yang masih ada terkait deforestasi. Namun, dengan pendekatan berkelanjutan seperti reforestasi di lahan sawit tak produktif, kita bisa memperbesar kapasitas tanpa harus membuka lahan baru,” tambahnya.

Menurutnya, dengan memaksimalkan lahan yang ada dan mengimplementasikan praktik sawit ramah lingkungan, Indonesia bisa terus menghasilkan sawit dengan dampak negatif lingkungan yang minim.

Seperti diketahui, pasar minyak nabati global saat ini masih didominasi oleh minyak kedelai dan minyak bunga matahari, yang sebagian besar diproduksi di Amerika Serikat, Brasil, dan Ukraina. Namun, Gani meyakini bahwa dunia kini lebih membuka diri terhadap potensi sawit sebagai alternatif utama. Sawit, dengan efisiensi lahan yang tinggi, mampu memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia tanpa memerlukan ekspansi besar-besaran.

“Efisiensi sawit sangat tinggi. Dengan hanya 6% dari total lahan minyak nabati global, sawit menyumbang lebih dari 35% dari total produksi minyak nabati dunia. Itu menunjukkan betapa kuatnya sawit dalam memenuhi permintaan pasar,” tegasnya.

Indonesia, dengan proyeksi produksi sawit yang dapat mencapai 100 juta ton dalam dekade mendatang, berpotensi menjadi price maker di pasar minyak nabati dunia. Dia menekankan, posisi Indonesia ini akan membawa dampak besar terhadap kedaulatan ekonomi nasional, kesejahteraan petani sawit, serta stabilitas pasar minyak nabati global.

Dia mengatakan bahwa PTPN III siap menjadi pelopor dalam mengimplementasikan kebijakan sawit berkelanjutan yang ramah lingkungan. Melalui transformasi kebun inti dan peningkatan kemitraan dengan petani rakyat, Indonesia sedang dipersiapkan untuk menjadi kekuatan besar yang tidak hanya produktif, tetapi juga bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :