Berita / Nasional /
Sawit dan Industri Agro Jadi Magnet Investasi, Serap Rp85 Triliun di Semester I 2025
Ilustrasi - BPDP
Jakarta, elaeis.co - Sektor industri agro terus menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia. Data terbaru Kementerian Perindustrian menunjukkan, pada semester I 2025, sektor ini menyumbang lebih dari 52 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dan memberikan kontribusi hampir 9 persen terhadap PDB nasional.
Pertumbuhan sektor ini tercatat positif, mencapai hampir 5 persen, menegaskan perannya sebagai motor ekonomi yang tangguh.
Selain mendorong pertumbuhan, industri agro juga menjadi magnet bagi investor. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, realisasi investasi di sektor ini mencapai Rp85,05 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 9,8 juta orang.
Angka ini setara dengan setengah dari total tenaga kerja di industri pengolahan nonmigas, menunjukkan bahwa sektor agro bukan hanya soal bisnis, tetapi juga penciptaan lapangan kerja produktif.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menekankan bahwa pencapaian ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang mendorong percepatan industrialisasi berbasis nilai tambah di dalam negeri.
Untuk mewujudkan hal ini, Kemenperin mengimplementasikan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN). Strategi ini menekankan integrasi rantai pasok dari hulu hingga hilir, peningkatan efisiensi produksi, inovasi teknologi, serta akses pasar yang lebih luas.
Di sektor agro, fokus industrialisasi diarahkan pada hilirisasi sumber daya alam. Produk seperti biji kakao, sagu, rumput laut, dan kopra didorong untuk diolah menjadi barang bernilai tambah tinggi di dalam negeri.
Selain itu, Kemenperin membangun ekosistem industri yang inklusif dengan memperkuat kemitraan antara pelaku industri, koperasi, dan petani, sekaligus menerapkan prinsip industri hijau dan berkelanjutan. Sertifikasi seperti Rainforest Alliance, UTZ, dan Organic Certification menjadi bagian penting untuk menjamin keberlanjutan produksi.
Indonesia juga dikenal sebagai produsen terbesar dunia di beberapa komoditas. Minyak sawit menjadi unggulan dengan produksi lebih dari 51 juta ton CPO dan CPKO per tahun, diikuti karet dan rumput laut. Produk lain seperti kayu, rotan, minyak atsiri, kopi, teh, kakao, serta pangan olahan berbasis tebu, susu, dan buah-buahan, turut memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menegaskan bahwa industri agro bukan hanya tulang punggung ekonomi nasional, tetapi juga lokomotif ekspor berbasis sumber daya alam terbarukan.
Dengan pemanfaatan teknologi mutakhir dan integrasi sistem industri 4.0, sektor ini ditargetkan mampu menghasilkan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dari bahan mentahnya, sekaligus menjaga daya saing Indonesia di pasar global.







Komentar Via Facebook :