https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Sawit Bikin Hubungan Dagang Indonesia–Rusia Makin Kuat di 2025

Sawit Bikin Hubungan Dagang Indonesia–Rusia Makin Kuat di 2025

Menteri Perdagangan RI Budi Santoso. (Kiri)


Gyeongju, elaeis.co – Hubungan dagang Indonesia dan Rusia menunjukkan penguatan cukup tajam sepanjang 2025. Salah satu komoditas yang ikut mempererat kemitraan ekonomi kedua negara adalah minyak kelapa sawit (CPO), yang kembali mencatat kinerja positif sebagai produk ekspor unggulan Indonesia.

Data Kementerian Perdagangan mencatat, pada periode Januari–Agustus 2025, nilai total perdagangan Indonesia–Rusia mencapai USD 3,29 miliar. 

Dari angka tersebut, ekspor Indonesia ke Rusia sebesar USD 1,26 miliar, sementara impor dari Rusia berada di kisaran USD 2,03 miliar. 

Meski neraca perdagangan masih defisit, pergerakan perdagangan antara kedua negara cenderung menguat dan lebih stabil dibanding tahun sebelumnya.

Sebagai perbandingan, di sepanjang 2024 total perdagangan kedua negara berada pada level USD 3,98 miliar, dengan ekspor Indonesia USD 1,74 miliar dan impor USD 2,24 miliar. 

Sawit menjadi salah satu kontributor terbesar untuk ekspor Indonesia ke Rusia, bersaing dengan produk seperti logam korundum buatan, minyak kelapa, kopi, hingga lemak kakao.

Sementara itu, impor Indonesia dari Rusia masih didominasi oleh produk yang mendukung sektor industri dan energi, seperti batu bara, gandum dan meslin, pupuk kalium, produk setengah jadi dari besi atau baja, serta minyak bumi. 

Permintaan terhadap pupuk dari Rusia bahkan menjadi bahasan penting dalam pertemuan bilateral terbaru, mengingat kebutuhan sektor pertanian dan perkebunan Indonesia terus meningkat, termasuk untuk tanaman kelapa sawit.

Penguatan perdagangan ini tidak lepas dari progres Perjanjian Kemitraan Dagang Bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia–EAEU FTA). 

Perundingan FTA yang diluncurkan sejak Desember 2022 telah berjalan dalam lima putaran, dan putaran terakhir digelar di Malang, Jawa Timur, pada Juli 2024.

Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menegaskan bahwa proses telaah hukum terhadap naskah perjanjian telah rampung. 

“Indonesia menantikan penandatanganan perjanjian yang ditargetkan pada Desember 2025,” ujarnya. 

FTA ini diperkirakan akan memberikan akses pasar lebih besar bagi produk pertanian Indonesia, terutama CPO dan turunannya, melalui penurunan tarif dan peningkatan daya saing.

Dari Rusia, Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Vladimir Ilyichev menyambut baik perkembangan tersebut. 

Ia menyampaikan ketertarikan Rusia untuk memperluas kerja sama, termasuk pembahasan teknis terkait standar pupuk serta penentuan pelabuhan untuk impor pupuk ke Indonesia. 

Rusia juga membuka peluang kerja sama sertifikasi halal, yang akan memudahkan keselarasan standar produk kedua negara dan memperkuat perdagangan sektor pangan serta kosmetik berbasis sawit.

Jika Indonesia–EAEU FTA resmi diimplementasikan, para pelaku industri menilai ekspor CPO dan produk olahan sawit ke Rusia berpotensi meningkat signifikan. Permintaan minyak nabati di kawasan Eurasia diprediksi terus bertumbuh, dan Indonesia berada di posisi strategis untuk mengisi kebutuhan tersebut.

Dengan arah kerja sama yang semakin solid, sawit bukan hanya komoditas ekspor, tetapi juga menjadi penghubung diplomasi ekonomi yang menguatkan hubungan Indonesia–Rusia di 2025.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :