https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

SAMADE Diajak Rebut Kuota Beasiswa Sawit

SAMADE Diajak Rebut Kuota Beasiswa Sawit

Ketua Umum DPP Asosiasi SAMADE, Tolen Ketaren (Dok. pribadi)


Medan, Elaeis.co - Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Utara (sumut), Lies Handayani Siregar, mengajak para petani sawit swadaya yang tergabung dalam Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) untuk berjuang mendapatkan beasiswa bagi anak-anak petani sawit agar bisa kuliah di berbagai kampus pertanian dan perkebunan yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

"Tahun depan kami akan mendorong para petani sawit swadaya binaan SAMADE untuk mengikutkan anak-anak mereka agar ikut di program beasiswa ini," kata Lies kepada Elaeis.co, Kamis (21/10/2021) malam.

Agar lebih tersosialisasi, Lies akan membagikan berbagai persyaratan untuk mendapatkan beasiswa dari BPDPKS kepada para pengurus SAMADE, terutama di Sumut. 

Ia yakin anak-anak petani sawit swadaya anggota SAMADE bisa meraih beasiswa BPDPKS untuk tahun depan. Lies berkaca pada perolehan beasiswa pada tahun ini yang mencapai 119 orang dan berasal dari 19 kabupaten dan kota di Sumut. 

"Tahun ini yang mendapatkan semua beasiswa itu adalah anak-anak petani sawit. Saya yakin SAMADE pun bisa mendapatkan beasiswa itu untuk anak-anak dari para petani sawit anggota SAMADE sendiri," kata Lies.

Ketua Umum DPP Asosiasi SAMADE, Tolen Ketaren, yang dihubungi secara terpisah menyambut baik ajakan dan dorongan dari Kepala Dinas Perkebunan Sumut tersebut. Tolen sendiri akan mengkomunikasikan hal ini kepada pengurus, baik di tingkat DPP, DPW, maupun DPD.

"Beasiswa dari BPDPKS ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM anak-anak petani sawit, sekaligus agar kelangsungan budi daya perkebunan sawit dapat diestafetkan dari orang tua kepada anak-anaknya," kata Tolen. 

Dengan demikian, ujar pria kelahiran Sumut ini, profesi sebagai petani sawit tidak akan punah, malah akan menunjukan prestise tersendiri. 

"Iyalah, pasti naik kelas posisi petani sawit. Sebab, generasi penerus para petani adalah anak-anak mereka yang mendapatkan pendidikan perkebunan di kampus-kampus perkebunan yang bergengsi di Indonesia. Artinya, ke depan, yang akan menjadi petani sawit adalah para sarjana, bukan lagi yang sekadar lulusan sekolah menengah," tegasnya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :