https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Sahat Sinaga Ungkap 4 Jurus agar Agrinas Palma Jadi Raksasa Sawit Nasional

Sahat Sinaga Ungkap 4 Jurus agar Agrinas Palma Jadi Raksasa Sawit Nasional

Sahat Sinaga (kanan) berkunjung ke Agrinas Palma. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga, menyampaikan pandangan terkait masa depan PT Agrinas Palma Nusantara (Persero). Dalam pertemuan dengan pihak manajemen Agrinas Palma, Sahat menyebut perusahaan BUMN ini bukan hanya korporasi perkebunan biasa, tapi harus tampil sebagai lokomotif perubahan dalam industri sawit nasional.

“Ke depan, Agrinas Palma bukan hanya sebagai perusahaan, melainkan juga pionir role model bagi kebangkitan industri sawit Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (26/7). 

Menurut Sahat, pengelolaan lahan sawit seluas 2 hingga 3 juta hektare yang disebut sebagai salah satu pengelolaan terbesar di Indonesia, harus dibarengi dengan inovasi menyeluruh dari hulu ke hilir. Bukan semata mengejar profit dari penjualan Crude Palm Oil (CPO).

“Dari loyang menjadi emas, Agrinas Palma harus menjadikan sawit bukan hanya komoditas, tapi strategi,” tegasnya.

Untuk mewujudkan transformasi tersebut, dia membeberkan empat jurus kunci yang bisa dijalankan Agrinas Palma agar menjadi raksasa industri sawit nasional yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing tinggi. 

Pertama, Sahat menargetkan produktivitas tandan buah segar (TBS) di kebun Agrinas Palma bisa naik hingga 25 ton per hektare per tahun. Namun ini hanya bisa tercapai jika disiplin kerja di kebun diperketat. Mulai dari pemupukan yang tepat, pengendalian hama, hingga menjaga kebersihan lahan.

Ia memperingatkan bahwa serangan hama bisa menurunkan hasil panen hingga 22%, sehingga perlu pengawasan intensif. Selain itu, rotasi panen tidak boleh tertunda, jalan kebun harus dalam kondisi prima, dan petugas lapangan harus bebas dari narkoba maupun potensi gangguan keamanan.

Kedua, dari sektor hilir, Sahat menyebut rendemen CPO di pabrik Agrinas Palma masih bisa ditingkatkan dari 20% menjadi 21,5%. Untuk mencapai itu, pabrik harus menjalankan sortir buah lebih ketat, mengurangi kadar kotoran, dan memastikan tekanan uap di sterilizer sesuai standar teknis.

Proses pemisahan mesokarp dan inti sawit juga harus dilakukan secara optimal. Dengan efisiensi yang terukur, output pabrik bisa meningkat signifikan tanpa harus menambah luas kebun.

Ketiga, Sahat mendorong Agrinas Palma menjadi pionir ekonomi sirkular berbasis sawit. Tandan kosong yang selama ini dianggap limbah bisa diolah menjadi pupuk organik (BOF), mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan menurunkan emisi karbon.

Bahkan batang sawit bekas replanting dapat diolah menjadi panel komposit untuk bahan bangunan, solusi konkret untuk mendukung target pembangunan 3 juta rumah rakyat per tahun. Inovasi ini penting agar sawit tak hanya sekadar komoditas, tetapi menjadi bagian dari rantai industri yang inklusif dan berkelanjutan.

Agar bisa tumbuh pesat, Agrinas Palma juga disarankan membuka diri terhadap kemitraan. Namun, kolaborasi harus dimulai dengan pemetaan legalitas lahan, kondisi kebun, kesiapan SDM, dan kinerja pabrik. Kemitraan yang sehat dan transparan akan menjadi pilar penting menuju ekspansi yang berkelanjutan.

Sahat menegaskan, keberanian, kecepatan, dan kolaborasi adalah tiga elemen utama yang harus dimiliki Agrinas Palma untuk mencapai posisi strategis di panggung industri sawit nasional. Bukan hanya mengejar keuntungan, tetapi juga membangun masa depan yang berdaulat, inovatif, dan mensejahterakan petani.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :