Berita / Serba-Serbi /
Nasehat Ahli
Saat Harga TBS Anjlok, Seharusnya Hal Ini Dimiliki Petani
 
                Pakar perawatan tanaman sawit, Ilham, saat menunjukan cara perawatan kebun sawit ke para petani di Riau beberapa waktu lalu. (Foto Dok. Pribadi)
Pekanbaru, elaeis.co - Keluhan petani sawit yang kecewa dengan anjloknya harga tandan buah segar (TBS) patut dimaklumi.
Hal ini terjadi seiring dengan kebijakan larangan ekspor minyak goreng (migor) dan bahan baku migor yang diterapkan oleh Presiden Joko Widodo sejak akhir bulan April lalu.
"Saya bisa memaklumi adanya keluhan itu, tapi hal ini juga menunjukan ada sesuatu yang tidak dimiliki atau tidak dijalankan oleh para petani sawit di Indonesia," kata Ilham, konsultan sawit dari Master Mutu Indonesia, kepada elaeis.co, Rabu (18/5/2022).
Sesuatu yang dia maksud itu adalah hal yang sangat berharga dan seharusnya dimiliki oleh setiap petani, yakni money management atau manajemen keuangan dalam pengelolaan perkebunan sawit.
Ketua Bidang Penelitian DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) ini menyebutkan para petani sawit harus memiliki manajemen keuangan walau kebun sawitnya hanya satu atau dua hektar.
Jika memiliki manajemen keuangan, ia yakin para petani sawit tidak akan mengeluh yang berkepanjangan ketika harga TBS anjlok.
"Apalagi harga TBS ini jatuh bukan karena siklus pasar, melainkan karena dampak dari kebijakan politik," ujar Ilham.
Artinya, kata Ilham, pengaruh negatif dari kebijakan politik bisa berlangsung singkat dan ada kemungkinanharga TBS mengalami perbaikan seiring dicabutnya kebijakan tersebut.
Pria berusia 40 tahun ini melihat ada kecenderungan petani sawit putus asa sehingga membiarkan kebun sawitnya tidak dirawat dengan alasan harga pupuk dan peralatan untuk perawatan kebun sawit mahal.
Ilham menegaskan, manajemen kuangan sangat penting dimiliki karena dengan hal itu petani bisa memiliki kemampuan untuk menyusun dan menjadwalkan biaya peratawan kebun sawitnya dalam setahun.
Jadwal perawatan kebun sawit akan bermanfaat kalau petani sawit memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan saving atau menyimpansebagian keuntungan dari hasil penjualan TBS-nya.
"Makanya, dulu waktu harga TBS naik, petani sawit harus bisa nabung, menghemat, dan kemudian memasukannya dalam manajemen keuangan untuk biaya perawatan kebun," kata Ilham.
Dengan demikian, saat harga TBS anjlok seperti saat ini petani sawit tetap memiliki cadangan dana untuk perawatan kebun sawitnya.
Ia berharap apa yang terjadi saat ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi petani sawit.
Terutama agar petani memiliki kemampuan manajemen keungan sehingga bisa merancang anggaran untuk perawatan kebun sawit.
"Sekali saya tegaskan, petani sawit harus bisa menabung, punya manajemen keuangan, jangan boros saat harga TBS naik," tegas Ilham.







Komentar Via Facebook :