https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Rusak Harga, Petani Diingatkan Tidak Panen Buah Sawit Mentah

Rusak Harga, Petani Diingatkan Tidak Panen Buah Sawit Mentah

Buah sawit mentah. foto: ist.


Arga Makmur, elaeis.co – Sempat menyentuh Rp 3.000/kg, harga tanda buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Provinsi Bengkulu, di tingkat pabrik terus turun. Selain dipengaruhi oleh kondisi harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global, penurunan harga TBS juga disebabkan oleh ulah sebagian petani sawit setempat.

Harga TBS di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS) di BU saat ini berkisar Rp 2.610 hingga Rp 2.900/kg. Penurunan harga terjadi setiap hari sejak pergantian tahun, besarnya mulai dari Rp 20 hingga Rp 50.

Jika dibandingkan dengan harga resmi yang ditetapkan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, harga TBS sawit di lapangan terpaut cukup jauh. Sebab, untuk periode Januari 2025 ini, harga penetapan untuk TBS sawit produksi petani bermitra di Bengkulu mencapai Rp 3.769/kg.

Menanggapi kondisi ini, Kabid Bina Usaha Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten BU, Safarudin mengatakan, harga TBS produksi petani plasma dengan petani swadaya memang dibedakan oleh PKS. Salah satu penyebabnya adalah kualitas buah.

Dia mengaku mendapat informasi dari pihak PKS bahwa saat ini banyak TBS yang dijual oleh petani swadaya adalah buah yang belum matang. Akibatnya, pabrik merugi karena rendemennya sangat rendah.

"Kami sudah menelusuri penyebab penurunan harga TBS di lapangan. Ternyata banyak TBS dari masyarakat belum matang. CPO yang dihasilkan rendah, makanya PKS membeli murah," bebernya dalam keterangan resmi dikutip elaeis.co Rabu (15/1).

Sebagai pembelajaran kepada petani, menurutnya, pihak Disbun BU telah meminta pengelola PKS agar tidak membeli TBS sawit mentah. Dia yakin, jika semua PKS menolak buah sawit mentah, maka ke depannya petani akan lebih sabar menunggu hingga TBS lebih matang sebelum dipanen.

“Bagi PKS sendiri, langkah ini bisa menjaga kualitas CPO yang dihasilkan dari TBS kelapa sawit yang berasal dari petani,” tukasnya.

Dia juga menghimbau para petani terutama petani mandiri atau swadaya agar melaksanakan budidaya sawit yang baik, termasuk mengikuti standar panen dengan benar, untuk menjaga kualitas hasil panen. “Panenlah buah yang benar-benar matang sempurna. Kualitas hasil panen ikut menentukan harga TBS sawit,” sebutnya.

Dia juga mendorong para petani swadaya bergabung dalam kelembagaan seperti kelompok tani dan koperasi agar bisa bermitra dengan PKS. Dengan bermitra, maka petani akan mendapatkan harga TBS lebih tinggi, sama seperti petani plasma yang mendapatkan harga TBS sebesar yang ditetapkan oleh Dinas TPHP Bengkulu.

“Banyak keuntungan lain jika petani bermitra dengan PKS. Misalnya mendapatkan pelatihan teknis budidaya dan cara panen yang baik dan benar. Selain itu, ada jaminan pembelian hasil panen sawit," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :