https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ribuan Sawit Dicabut, Operasi Gabungan Digelar di TNGL Blok Tenggulun

Ribuan Sawit Dicabut, Operasi Gabungan Digelar di TNGL Blok Tenggulun

Tim gabungan melakukan operasi penertiban dan penegakan hukum di TNGL Blok Tenggulun, Aceh Tamiang. Foto: Dok. BBTNGL


Karang Baru, elaeis.co – Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menggelar operasi penertiban dan penegakan hukum terhadap perambahan TNGL Blok Tenggulun di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Operasi ini dilakukan untuk menguasai dan memulihkan kembali kawasan hutan yang sudah rusak dan berubah menjadi perkebunan kelapa sawit.

Sebanyak 300 personel dari berbagai unsur terkait dilibatkan dalam operasi penertiban ini. Selain dari BBTNGL, juga ada dari Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan, Polda Aceh, Kodam Iskandar Muda, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya.

Direktur Pencegahan dan Pengamanan LHK, Rudianto S Napitu mengatakan, operasi berjalan lancar tanpa hambatan dari pengelola lahan. Petugas memasang sebanyak 42 plang larangan merambah, membuka lahan, dan menebang kayu di dalam kawasan TNGL. Plang larangan dipasang di batas kawasan TNGL dan di lahan yang sudah dibuka untuk kebun sawit.

“Kita optimistis upaya pemulihan TNGL akan tercapai seperti yang direncanakan. Patroli akan ditingkatkan untuk mencegah aktivitas perambahan,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip elaeis.co Jumat (28/2).

“Selain memasang plang, kami juga menanam 3.500 bibit pinang di batas kawasan sepanjang 15 kilometer. Langkah ini sebagai salah satu upaya BBTNGL selaku penanggung jawab dan pemangku kawasan konservasi TNGL untuk menjaga kelestarian hutan,” sambungnya.

Dia mengapresiasi keterlibatan stakeholder terkait dalam upaya penertiban tersebut. “Kami berkomitmen untuk berkolaborasi dengan BBTNGL dalam pencegahan dan pengamanan hutan demi kelestarian alam,” ujarnya.

Kepala BBTNGL Subhan menyebutkan, dari sekitar 971 hektare kawasan di Blok Tenggulun yang telah terbuka, ditargetkan sekitar 711,82 hektare lahan dapat dikuasai kembali untuk kemudian dipulihkan. “Lahan yang sudah terbuka karena perambahan akan dipulihkan agar TNGL kembali ke kondisi seperti semula,” paparnya.

Dia menambahkan bahwa kawasan ini sangat penting karena merupakan habitat bagi tiga spesies kunci yang ada di TNGL. “Di lokasi ini, terdapat gajah Sumatra, harimau Sumatra, dan orangutan Sumatra. Upaya pemulihan kawasan ini bukan hanya penting bagi ekosistem, tetapi juga untuk melindungi keberlangsungan hidup satwa-satwa yang dilindungi tersebut,” terangnya.

Kepala Balai Gakkum Sumatra Harry Novianto juga mengajak semua pihak bersama-sama menjaga TNGL karena hutan menjadi penyangga bagi kehidupan manusia dan aneka satwa. Dia menegaskan bahwa pelaku perambahan dapat dikenakan sanksi pidana.

“14 orang warga telah membuat pernyataan untuk tidak kembali merambah TNGL. Selain itu, sebanyak 1.500 batang sawit yang berada di dalam kawasan TNGL dicabut. Lahan tersebut akan dipulihkan kembali menjadi hutan,” bebernya.

Direktur Reskrimsus Polda Aceh Kombes Pol Winardy menambahkan, pendekatan persuasif perlu dilakukan agar masyarakat memahami bahwa TNGL diperuntukkan bagi pelestarian ekosistem dan tak boleh ditempati. “Semua stakeholder akan bekerja kolaboratif demi menjaga kelestarian TNGL, dengan harapan masyarakat meninggalkan kawasan tersebut secara bijaksana demi ekosistem dan generasi mendatang,” tukasnya.

Datuk Penghulu Kampung Tenggulun Heri Sutarto mengapresiasi operasi tersebut dan berharap bisa mengubah pola pikir masyarakat terhadap hutan. “Tentu ini bukan hal yang mudah, butuh proses panjang. Karena itu perlu dipikirkan solusi yang terbaik bagi masyarakat. Konsep seperti perhutanan sosial bisa diterapkan agar masyarakat setempat dapat merasakan manfaat dari keberadaan kawasan TNGL,” pungkasnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :