Jambi, elaeis.co - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Agus Sudibyo menyampaikan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Jambi pada Januari 2024 sebesar 142,21 atau naik 1,75% jika dibandingkan dengan Desember 2023 hanya 139,77.

Agus mengatakan, kenaikan NTP Januari 2024 dipengaruhi karena naiknya Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) sebesar 1,97 persen dari 166,27 pada Desember 2023.

Indeks Harga Yang Diterima Petani ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang hanya naik 0,22 persen dari 118,96 pada Desember 2023.

"Berdasarkan itu, Indeks Harga Yang Diterima Petani sebesar 169,55. Sementara yang dibayarkan petani hanya sebesar 119,22," kata Agus dalam keterangan tertulis, Jumat (2/2).

Kenaikan NTP Januari ini disebabkan karena naiknya NTP di empat subsektor pertanian, yaitu; Subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,85 persen Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,28 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,80 persen, serta Subsektor Perikanan sebesar 0,25 persen.

"Sementara, Subsektor Tanaman Hortikultura mengalami
penurunan sebesar 7,79 persen," jelasnya.

Khusus untuk Nilai Tukar Perkebunan Rakyat (NTPR), lanjut Agus, juga naik di Jambi sebesar 2,28 persen. Ini terjadi karena Harga Yang Diterima Petani naik 2,51 persen, atau lebih tinggi dibandingkan kenaikan Ib 0,23 persen.

Agus mengaku, Kenaikan Harga Yang Diterima Petani pada Januari 2024 disebabkan karena naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat.

"Khususnya komoditas kopi, sawit, karet, kakao, pinang, dan kelapa. Sedangkan kenaikan pada Ib disebabkan karena naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,20 persen, dan kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,34 persen," ujarnya.

Sebagai perbandingan, naiknya NTP Januari 2024 ini menjadikan Provinsi Jambi urutan kedua NTP tertinggi se Sumatera.

Sedangkan urutan pertama diraih oleh Provinsi Lampung dengan kenaikan NTP sebesar 1,90 persen. Sementara provinsi lain seperti Bengkulu hanyak naik sebesar 1,08 persen, Sumatera Barat 0,98 persen, Bangka Belitung 0,86 persen, dan Aceh sebesar 0,26 persen.

Jika dibandingkan dengan Provinsi Riau juga jauh, sebab NTP Riau pada Januari hanya 0,19 persen. Bahkan angka itu tertinggal dari Aceh.