Berita / Kalimantan /
Rebut Peluang Ekspor, Mesin Serut Lidi Sawit Dibagikan
Bupati Berau, Sri Juniarsih, menyerahkan bantuan mesin serut lidi kepada empat koperasi. foto: Diskominfo Berau
Tanjung Redeb, elaeis.co - Pemkab Berau, Kalimantan Timur, mencoba menyiasati naik turunnya harga tanda buah segar (TBS) kelapa sawit dengan mendorong usaha baru yang berpotensi masuk ke pasar ekspor. Salah satu yang memiliki nilai jual adalah lidi sawit sebagai bahan baku industri kerajinan.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, mengatakan, kerajinan lidi sawit adalah sebuah peluang dari perkebunan sawit di tengah ketidakstabilan harga TBS akibat imbas dari harga minyak sawit (CPO) global saat ini.
"Jadi kita harus kreatif mengambil opsi untuk memaksimalkan peluang dari komoditas ekspor selain buah sawit itu sendiri," jelasnya melalui keterangan resmi Diskominfo Berau.
Menurutnya, selama ini lidi sawit sangat jarang dimanfaatkan petani selain untuk membuat sapu lidi. "Hanya menjadi limbah," sebutnya.
"Padahal jika diambil atau dibersihkan daunnya, kemudian lidinya dijadikan sebagai bahan baku industri kerajinan yang kini dibutuhkan oleh masyarakat global, nilai jualnya cukup tinggi. Salah satu produk kerajinan lidi yang cukup diminati berupa permadani," imbuhnya.
Untuk mendukung program pengelolaan lidi sawit untuk penjajakan pasar ekspor, Pemkab Berau melalui Dinas Koperasi dan Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) membagikan bantuan mesin serut lidi kepada empat koperasi petani sawit. Masing-masing Koperasi Cahaya Rungkap Kecamatan Talisayan, Koperasi Biatan Bersama di Kecamatan Biatan, Koperasi Harapan Baru di Kecamatan Kelay, dan Koperasi Bukit Raya di Kecamatan Segah.
"Salah satu bagian dari tanaman sawit yang selama ini kita anggap limbah ternyata memiliki nilai ekspor yang menjanjikan jika diolah menjadi barang yang estetik," tukasnya.
Kepala Diskoperindag Berau, Eva Yunita, menyebutkan, permintaan lidi sawit di pasar globalnya terutama datang dari India dan Pakistan.
"Permintaan semakin meningkat dan sangat dibutuhkan. Ini jadi peluang baru yang harus ditangkap dengan baik, potensi yang ada harus dibina dan kita kembangkan," tuturnya.
Lidi yang bernilai jual tinggi di pasar internasional adalah yang memiliki panjang 20 cm atau lebih. Namun yang ukurannya di bawah itu juga bisa dijual di pasar domestik.
“Untuk ekspor ke luar negeri, spesifikasinya memang harus 20 cm ke atas. Kalau kurang dari 20 cm, bisa dijual ke luar daerah seperti Malang di Jawa Timur,” jelasnya.







Komentar Via Facebook :