Berita / Serba-Serbi /
Ratusan Petani Dilatih Raup Uang Tambahan dari Sawit
(Ist.)
Pekanbaru, Elaeis.co - Petani sawit yang menjadi pengurus Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) dari seluruh Indonesia bakal kumpul selama tiga hari di Kota Pekanbaru, 24 hingga 26 November mendatang. Mereka akan mengikuti workshop sekaligus seminar yang digelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) SAMADE yang berkantor di ibukota Provinsi Riau tersebut.
"Teman-teman kita yang bakal tiba di Pekanbaru merupakan para pengurus dari berbagai tingkatan, baik provinsi maupun kabupaten," kata Ketua Umum DPP SAMADE, Tolen Ketaren, kepada Elaeis.co, Minggu (21/11/2021).
Ia menyebutkan, kegiatan itu diadakan guna meningkatkan kapasitas para petani agar kelak mampu menciptakan penghasilan tambahan dari kelapa sawit. Dengan demikian, petani tidak akan melulu bergantung pada satu produksi, yakni penjualan tandan buah segar (TBS) saja, melainkan produk lain yang berbasis sawit.
"Karena itulah kami menamai acara kali ini sebagai workshop Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) petani sawit. Jadi, di workshop ini petani akan diajarkan cara pembuatan pupuk organik, pembuatan kerajinan lidi sawit, dan batik sawit,” kata Tolen.
Selain workshop, juga akan digelar sejumlah seminar yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para petani sawit anggota SAMADE.
Sementara itu, Fery Harianja selaku Ketua Panitia mengatakan, petani diajarkan pembuatan pupuk organik karena melihat kenyataan kalau hingga saat ini harga pupuk kimia tak kunjung mengalami penurunan harga. Selain itu, stok pupuk kimia itu pun langka dan sulit diakses petani sawit.
"Kami berharap kemampuan membuat pupuk organik akan membuat anggota SAMADE tak lagi tergantung 100 persen pada pupuk kimia. Lagipula, ini juga dimaksudkan sebagai upaya menjaga kesuburan tanah. Enggak bagus juga kan kalau terus-terusan pakai pupuk kimia," kata Fery.
Sementara lidi sawit dipilih karena memang selama ini potensinya tidak digarap maksimal. Bahan bakunya jelas sangat banyak dan itu ada di kebun sawit milik petani sawit sendiri.
“Selama ini lidi sawit dibiarkan terbuang begitu saja di kebun sawit. Padahal lidi sawit itu justru bisa memberikan tambahan penghasilan bagi para petani,” kata pemegang gelar Magister Lingkungan dari Universitas Riau (UNRI) ini.
“Yang terakhir adalah batik sawit. Kita tahu beberapa waktu lalu GAPKI meluncurkan batik sawit Nusantara. Inikan sebuah hal yang bagus yang mampu meningkatkan daya serap pasar terhadap beragam produk turunan sawit,” kata Fery.
Pihaknya akan memdatangkan sejumlah instruktur handal yang mampu mengajarkan pembuatan batik sawit ke masyarakat dan petani sawit. “Nantinya petani sawit yang menggeluti batik sawit bisa mendapatkan nilai tambah dari usaha ini,” kata Fery.
Pihaknya merasa bersyukur dan berterimakasih karena workshop yang mereka gelar itu didukung penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan sejumlah pihak lainnya.







Komentar Via Facebook :