https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Ratusan Petani Bakal Kembali Geruduk PT Kertajaya di Banten

Ratusan Petani Bakal Kembali Geruduk PT Kertajaya di Banten

Ratusan petani di Banten bakal kembali menggelar aksi ke PT Kartajaya. Dok.Istimewa


Banten, elaeis.co - Masalah dugaan manipulasi timbangan di PKS PT Kertajaya, PTPN IV Regional I di Provinsi Banten tak kunjung usai. Pekan depan ratusan petani yang mengaku dirugikan atas dugaan manipulasi timbangan itu akan kembali turun menggelar aksi ke PT Kertajaya.

Aksi ini buntut dari tidak adanya kesepakatan antara dua belah pihak dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Padahal pada masalah ini kedua belah pihak telah saling melapor ke pihak kepolisian.

"Saat ini petani yang sudah komitmen akan turun aksi sudah lebih dari 5.000 orang. Ini akan terus bertambah sebab ada 1.200 petani yang dirugikan dalam dugaan manipulasi timbangan tersebut," ujar Ketua Apkasindo Banten, H Wawan kepada elaeis.co, Senin (12/5)

Wawan mengatakan, ratusan petani ini hadir dari dua kabupaten di Banten. Yakni Kabupaten Pandeglang dan kabupaten Lebak.

"Kita akan turun untuk berjuang. Sebelumnya kita juga sudah diagendakan untuk mediasi tapi tidak terjadi karena pada mediasi yang difasilitasi pemerintah daerah, pihak perusahaan tidak hadir. Kita juga sudah laporkan ke pihak kepolisian namun sangat lambat penanganannya. Malah sebelumnya juga telah terjadi kesepakatan antara petani dan perusahaan, namun hingga kini tidak ada titik terang. Untuk itu kita akan kembali turun menggelar aksi pada 19 Mei 2025 mendatang," jelasnya.

Kendati begitu, saat ini sebagian petani masih melakukan penjualan hasil kebunnya ke PKS Kertajaya. Sebagian lagi menjual kelapa sawitnya ke perusahaan lain. Ada juga yang sampai ke Lampung.

Sebagai pengingat dugaan manipulasi timbangan ini pertama diketahui petani sebelum libur lebaran lalu. Dimana perbedaan timbangan mencapai 4% dibanding dengan timbangan di PKS lain. Sementara petani menuntut ganti rugi Rp3,6 miliar lantaran diduga perbedaan timbangan itu terjadi sejak  akhir tahun 2024 silam.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :