Berita / Sumatera /
Pupuk Kocor Makin Diminati Petani Sawit di Bengkulu
Petani mengaplikasikan pupuk kocor. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Penggunaan pupuk kocor makin diminati para petani sawit di Provinsi Bengkulu. Pupuk ini tidak hanya membantu menghemat pengeluaran dalam pembelian pupuk kimia, tetapi juga terbukti mampu memaksimalkan hasil perkebunan kelapa sawit.
Salah satu petani sawit di Kabupaten Seluma, Suryanto mengungkapkan, kepuasannya dengan penggunaan pupuk kocor. Menurutnya, pupuk ini mampu menghasilkan produksi buah sawit yang sangat memuaskan.
"Saya telah menggunakan pupuk kocor selama beberapa tahun terakhir dan hasilnya luar biasa. Produksi kelapa sawit saya meningkat secara signifikan, dan saya juga dapat menghemat pengeluaran untuk pupuk kimia," ungkap Suryanto, Kamis (29/6).
Pengamat Pertanian Bengkulu, Zainal Muktamar mengaku, keunggulan pupuk kocor terletak pada kandungan nutrisi yang tinggi, terutama unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman kelapa sawit. Selain itu, pupuk kocor juga mengandung bahan organik alami yang membantu meningkatkan kualitas tanah dan memperbaiki struktur tanah yang rusak.
"Pupuk kocor mengandung nutrisi penting yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. Selain itu, bahan organik alami yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan kualitas tanah dan menjaga keberlanjutan perkebunan," ujarnya.
Selain manfaatnya bagi tanaman kelapa sawit, penggunaan pupuk kocor juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Pupuk ini tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari air tanah dan merusak ekosistem lokal karena berasal dari sampah organik yang difermentasi. Dengan demikian, petani yang menggunakan pupuk kocor berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar perkebunan.
"Ini adalah langkah kecil yang bisa kita ambil untuk menjaga alam," ujarnya.
Meskipun pupuk kocor memiliki banyak manfaat, masih ada beberapa petani yang belum mengadopsi penggunaannya. Beberapa alasan yang mendasari hal ini adalah kurangnya kesadaran akan keunggulan pupuk kocor, ketersediaan yang terbatas, dan kurangnya informasi yang akurat mengenai penggunaannya.
Seorang petani sawit di Bengkulu, Joko Prayitno mengaku, belum menggunakan pupuk kocor. "Saya belum paham. Saya berharap ada lebih banyak sosialisasi dan pendekatan langsung dari pihak terkait untuk memperkenalkan pupuk kocor kepada petani seperti saya," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :