Berita / Sumatera /
PUPL Mainkan Peran Penting dalam Pengelolaan Komoditi Lestari di Aceh Tamiang
Kunjungan kerja Kepala Bappeda Provinsi Aceh dalam rangka Studi Banding Peran PUPL di Aceh Tamiang. foto: Prokopim
Kuala Simpang, elaeis.co - Pj. Sekda Aceh Tamiang, Tri Kurnia, menerima kunjungan kerja Kepala Bappeda Provinsi Aceh dalam rangka Studi Banding Peran Multi Stakeholder Forum Pusat Unggulan Perkebunan Lestari (PUPL) dalam mendukung pembangunan sawit berkelanjutan.
Hadir dalam pertemuan tersebut, beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Direktur Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, Koordinator PMU (Project Management Unit), Kepala BPN Kabupaten Aceh Tamiang, Koordinator PUPL Kabupaten Aceh Tamiang, dan Direktur Forum Konservasi Leuser.
Kepala Bappeda Aceh Tamiang M. Zein menjelaskan bahwa pertemuan ini dalam rangka silaturahmi dan juga melihat perkembangan pengelolaan komoditi lestari serta bagaimana manajemen yang dilakukan PUPL yang telah memberikan kontribusi besar terutama kelapa sawit.
"Untuk kegiatan yang berhubungan dengan berkelanjutan, peran PUPL sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga diharapkan PUPL dengan pemerintah dapat melakukan pengembangan kegiatan komoditi maupun lingkungan yang berbasis ekologi, " jelasnya dalam rilis Prokopim Aceh Tamiang dikutip Senin (2/12).
Dalam pertemuan tersebut, Tri mengungkapkan bahwa PUPL telah memberikan kontribusi yang besar bagi Kabupaten Aceh Tamiang terutama kelapa sawit.
"Capaian program perkebunan berkelanjutan yang difasilitasi oleh PUPL bersama mitra pembangunan, diantaranya yaitu pendampingan dan pembinaan 2.720 petani telah menerima pelatihan mengenai praktik pertanian terbaik (Good Agricultural Practices/GAP) di tahun 2024 dan 6500 petani di tahun 2025," sebutnya.
"Sebanyak 2.200 petani diantaranya, dengan total luas kebun mencapai 3.189,54 hektar, telah sukses memperoleh sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan ISPO dan RSPO," tambahnya.
PUPL juga telah mengupayakan tersedianya buku panduan mengenai praktik pertanian terbaik dan pemenuhan persyaratan standar ISPO dan RSPO untuk petani sawit swadaya. Capaian lainnya yakni pendampingan pabrik pengolah sawit milik PT Mora Niaga Jaya untuk memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO, juga Penurunan Laju Deforestasi di Kabupaten Aceh Tamiang.
"Harapan kami kiranya kesuksesan peran PUPL dalam memfasilitasi percepatan pembangunan berkelanjutan hendaknya bisa diikuti oleh pemangku kebijakan di tingkat yang lebih tinggi sehingga kemajuan daerah khususnya Provinsi Aceh dapat cepat terwujud," ungkapnya.
Tri juga berharap bahwa Pemerintah Provinsi Aceh dapat membuat program unggulan dan perlindungan untuk kabupaten/kota. Dengan skema yang baik, maka diharapkan dapat mengatasi pengangguran dan mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Aceh.
Kepala Bappeda Aceh, T. Ahmad Dadek, menyampaikan bahwa pelestarian lingkungan tidak hanya bertujuan melestarikan begitu saja, tetapi ada efek keuangan yang ingin dicapai.
"Kami berterima kasih kepada Kabupaten Aceh Tamiang yang telah memulai replanting kelapa sawit. Selain sawit, kita juga ingin ada industri kakao atau coklat. Namun tentang coklat ini, terjadi pengurangan luas lahan, terjadi penurunan jumlah produksi, bibit yang digunakan tidak tahan dengan serangan hama, sehingga industri masih tidak stabil," bebernya.
"Kita semua berharap bahwa pasar kelapa sawit Aceh bisa masuk ke pasar global sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat," tambahnya.







Komentar Via Facebook :