Berita / Nusantara /
Puluhan Ton Produk dari Limbah Sawit Diekspor dari Sumbar ke India dan Nepal
Pelepasan ekspor produk berbahan lidi sawit oleh Gubernur Sumatera Barat. foto: dok. BPDP
Padang, elaeis.co – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerja sama dengan Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (sumbar), melaksanakan pelepasan ekspor produk lidi sawit yang diproduksi oleh alumni Inkubasi Bisnis UKMK Sawit BPDP, Jumat, 25 April 2025 lalu.
Kegiatan ekspor ini menjadi bukti nyata bahwa sektor UMKM memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar internasional. Sekaligus membuka wawasan baru bagi pelaku usaha kecil menengah dan koperasi (UKMK) di bidang sawit untuk memanfaatkan limbah sawit menjadi produk yang bernilai tinggi.
Ekspor produk lidi sawit ini dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansharullah, SP. Produk kerajinan tersebut menyasar pasar Asia Selatan, khususnya India dan Nepal.
Mahyeldi dalam sambutannya menekankan pentingnya komoditas sawit sebagai salah satu sektor strategis dalam perekonomian Indonesia. “Dengan produk lidi sawit yang diekspor, kita tidak hanya mengelola limbah, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi pengusaha muda untuk menembus pasar internasional,” ujarnya.
Lidi sawit, yang sering dianggap sebagai limbah, ternyata memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Produk ini kini banyak digunakan untuk berbagai keperluan industri, termasuk produk kerajinan dan bahan baku industri lainnya.
Salah satu pelaku usaha yang berhasil memanfaatkan potensi lidi sawit adalah CV Surya Agro Nusantara yang dipimpin oleh Abdu Shadli. Setelah mengikuti Inkubasi Bisnis UKMK Sawit BPDP pada tahun 2021, perusahaan ini mulai fokus mengolah lidi sawit menjadi produk yang diekspor ke India dan Nepal.
“Dari satu kontainer yang berisi 25 ton lidi sawit yang kami kirimkan ke India, kami semakin yakin bahwa produk ini punya pasar yang luas. Bulan ini, kami sudah mengirimkan enam kontainer ke pasar internasional. Selain India dan Nepal, kami juga mulai menjajaki pembeli di Pakistan,” ungkap Abdu.
Peluang besar ini tidak hanya menguntungkan pelaku UKMK sawit, tetapi juga memberikan dampak langsung pada ekonomi lokal. Lidi sawit yang digunakan oleh CV Surya Agro Nusantara berasal dari petani di Kabupaten Pasaman Barat dan sekitarnya.
“Kami bekerja sama dengan petani lokal yang meraut lidi sawit. Diperkirakan ribuan petani terlibat dalam produksi ini. Dengan harga sekitar Rp 4.000 per kilogram, perputaran ekonomi dari lidi sawit di Pasaman Barat bisa mencapai Rp 400 juta hingga Rp 800 juta setiap bulan,” jelasnya.
Helmi Muhansah, Kepala Divisi UKMK BPDP, menjelaskan bahwa program Inkubasi Bisnis UKMK Sawit merupakan salah satu agenda utama BPDP dalam mendorong sektor sawit agar lebih berkelanjutan.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung sektor UKMK sawit melalui berbagai inisiatif, termasuk penyediaan dana untuk petani dan pengusaha sawit kecil. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha, kami berharap sektor sawit Indonesia, terutama dari produk turunannya, semakin dapat diandalkan di pasar global," ujarnya.
Dengan berbagai inisiatif ini, program Inkubasi Bisnis UKMK Sawit BPDP berperan penting dalam memperkenalkan produk sawit Indonesia ke pasar internasional. Para pelaku usaha sawit kecil semakin diberdayakan untuk mengolah produk turunannya yang bernilai tambah, seperti lidi sawit, yang sebelumnya sering dianggap sebagai limbah.







Komentar Via Facebook :