Berita / Nusantara /
Puasa, Harga CPO Diprediksi akan Naik
Minyak sawit mentah (CPO). foto: dok. Gapki
Bengkulu, elaeis.co - Harga minyak sawit mentah atau CPO diperkirakan akan menguat sepanjang Ramadhan 1444 Hijriah ini. Penguatan tersebut disebabkan konsumsi masyarakat yang mengalami kenaikan.
Pengamat ekonomi Bengkulu, Prof Ahmad Badawi Saluy, memperkirakan harga CPO akan menguat pada pekan ini. Menurutnya, sentimen utama yang mempengaruhi kenaikan harga tersebut adalah dimulainya bulan puasa yang umumnya akan terjadi tren peningkatan konsumsi CPO.
"Selama bulan puasa, konsumsi minyak goreng cenderung meningkat, terutama di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Selain itu, kenaikan permintaan juga terjadi karena persiapan stok kebutuhan selama lebaran," katanya, Senin (20/3).
Menurut data dari Indonesian Palm Oil Association (IPOA), pada bulan Maret 2023, ekspor minyak sawit mentah dari Indonesia ke India, salah satu negara yang banyak mengimpor CPO, mengalami kenaikan sebesar 4,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan CPO di awal tahun.
"Permintaan dari India tetap menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga minyak sawit mentah. Selain itu, adanya permintaan dari negara-negara lain seperti Tiongkok dan Uni Emirat Arab juga turut berkontribusi," jelasnya.
Namun, Ahmad juga mengingatkan bahwa meskipun terjadi peningkatan permintaan, faktor lain seperti produksi CPO yang melimpah dan kenaikan harga minyak mentah dunia juga harus diperhitungkan dalam memproyeksikan harga CPO.
"Kenaikan harga minyak mentah dunia bisa berdampak pada harga CPO, serta produksi CPO yang melimpah juga bisa menekan harga. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara permintaan dan penawaran CPO," tukasnya.
Dalam jangka panjang, Prof Ahmad juga mengharapkan agar Indonesia, khususnya Bengkulu, dapat meningkatkan nilai tambah produk turunan dari CPO seperti biodiesel dan oleochemical. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan daerah ini dan juga memberikan nilai tambah pada industri kelapa sawit.
"Bengkulu memiliki potensi besar dalam pengembangan produk turunan dari CPO, seperti biodiesel dan oleochemical. Dengan meningkatkan nilai tambah dari produk turunan tersebut, kita dapat meningkatkan pendapatan daerah dan juga membuka peluang investasi bagi sektor kelapa sawit," tutupnya.







Komentar Via Facebook :