Berita / Sumatera /
PTPN VII Mulai Tanam Ulang Sawit, Diingatkan Jangan Sampai Gagal
Penanaman perdana kelapa sawit di PTPN VII Unit Sungailengi, Kabupaten Muaraenim, Sumsel. Foto: Humas PTPN VII
Muara Enim, elaeis.co - Setelah hampir sepuluh tahun rehat, PTPN VII mulai melakukan tanam ulang (replanting) kelapa sawit. Penanaman perdana dilaksanakan di Unit Sungailengi, Desa Panangjaya, Kecamatan Gunungmegang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat mengatakan, pelaksanaan kegiatan tanam ulang kelapa sawit menandakan PTPN VII mulai memasuki babak baru sebagai perusahaan yang sehat dan menyiapkan penataan usia tanaman guna mendukung proses bisnis yang berkelanjutan.
“Ini adalah tonggak sejarah bagi PTPN VII yang sudah kurang lebih sepuluh tahun absen TU (tanam ulang),” jelasnya melalui keterangan resmi Humas PTPN VII.
Dia mengingatkan bahwa proses TU investasinya sangat besar sehingga tidak ada toleransi untuk kegagalan investasi tanaman. Sebab, investasi tanaman selain mahal, juga membutuhkan waktu panjang. Jika terjadi penyimpangan kultur, maka akan berdampak sangat panjang dan nilai kerugiannya sangat tinggi.
“Saya ingatkan kepada semua lini, dalam dunia usaha agro terutama tanaman keras, tidak ada toleransi kegagalan. Kepada mitra kerja, saya ingatkan jangan coba main-main dengan prasyarat kultur teknis. Dari penyiapan lahan, penyediaan bibit, penangkaran, umur tanam, kedalaman, hingga teknis lainnya. Pak manajer dan tim harus ketat, zero tolerance,” tegasnya.
“TU ini kunci dari seluruh proses usaha. Jika kita salah perlakuan, dampaknya turun-temurun. TU adalah aset yang akan kita wariskan kepada generasi berikutnya. Kita menginginkan, hari ini kita lakukan seremoni tanam perdana, tiga tahun kemudian ke sini lagi, tanaman kita memasuki fase TM1 tepat waktu, dan produksi maksimal sesuai harapan,” tambahnya.
Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy mengajak seluruh karyawan menatap masa depan dengan penuh optimistis dan TU perdana untuk komoditas kelapa sawit ini adalah prospek yang selama ini dikejar oleh manajemen.
“Selama ini kita memang menggeber kinerja agar bisa menggali produksi sebanyak-banyaknya untuk keluar dari situasi sulit. Namun, di balik itu juga kita memang harus menyiapkan sumber-sumber produksi baru yang memang harus kita ciptakan. TU ini adalah jawaban untuk menjamin sustainabilitas usaha kita,” katanya.
Menurut Ryan, sapaan akrabnya, untuk tahap awal, tanam ulang akan berlangsung di PTPN VII Unit Sungailengi seluas 1.770 hektare. Selanjutnya di Unit Betungkrawo seluas 760 hektare yang ditargetkan selesai sampai akhir 2023.
“Berikutnya secara berturut-turut kita akan TU juga di Unit Beringin yang mengkonversi dari tanaman karet seluas 380 hektare. Izin konversinya sudah selesai dan tinggal eksekusi. Dan target kami, sampai 2026 kita punya 40 ribu hektare kelapa sawit produktif,” paparnya.
SEVP Operation I PTPN VII, Budi Susilo mengatakan, ketertinggalan hampir 10 tahun tidak ada tanam ulang menjadi preseden yang akan mengganggu kontinuitas usaha. Sebab, kata dia, jumlah produksi akan mengalami fluktuasi yang sangat dalam karena variasi umur tanam yang tidak berimbang.
“Stagnasi selama sembilan tahun sudah pasti mengganggu stabilitas produksi yang otomatis berimbas ke cashflow. Sebab, terjadi kekosongan produksi yang disebabkan tidak meratanya umur tanaman produktif. Oleh karena itu, TU hari ini adalah ikhtiar kita untuk mengejar komposisi umur tanaman yang lebih ideal,” kata dia.
Budi optimistis, dengan dimulainya program tanam ulang ini akan menjadi momen perbaikan kinerja PTPN VII secara keseluruhan. Ia menambahkan, jenis bibit sawit yang ditanam ulang di PTPN VII adalah benih produksi PPKS dan Socfin yang telah diperlakukan khusus dan mendapatkan rekomendasi balai.
“Kami menggunakan bibit dengan perlakuan antigano atau tahan dari serangan ganoderma, penyakit tanaman yang selama ini menjadi pengganggu tanaman kita,” katanya.
Tentang keunggulan bibit yang ditanam PTPN VII ini, selain antigano, juga memiliki umur yang lebih cepat berbuah dan produktivitas tinggi. Ia menyebutkan, dengan perlakuakn agronomis yang sesuai SOP, benih ini akan mulai memasuki TM I (tanaman menghasilkan tahap I) pada umur 30 bulan setelah tanam. Sedangkan produktivitasnya bisa mencapai 12 ton per hektare pada TM I.







Komentar Via Facebook :