https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

PTPN III Siap Jadi Pelopor Reforestasi di HGU Sawit Tak Produktif

PTPN III Siap Jadi Pelopor Reforestasi di HGU Sawit Tak Produktif

Seorang karyawan perusahaan sawit menanam pohon untuk penghijauan sempadan sungai di Rohul. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co - Banyak lahan di areal hak guna usaha atau HGU PTPN III tidak bisa ditanami sawit karena kondisi geografisnya tak cocok untuk sawit. Direktur Utama PTPN III, Muhammad Abdul Gani, mengusulkan agar lahan-lahan yang tidak produktif seperti itu dimanfaatkan untuk reforestasi berbasis korporasi.

Reforestasi di lahan sawit tak produktif merupakan terobosan untuk menyeimbangkan antara profit dan planet. Dengan menghutankan kembali kawasan HGU yang tidak bisa ditanami sawit, perusahaan tidak hanya menjaga produktivitas, tetapi juga berkontribusi pada restorasi lingkungan.

“Kalau semua pemegang HGU diwajibkan melakukan reforestasi pada lahan yang tidak bisa ditanami, kita bisa ciptakan hutan lestari jutaan hektare di tengah kebun sawit. Ini bentuk keseimbangan antara ekspansi dan keberlanjutan,” katanya dalam sebuah forum pertanian nasional di Jakarta beberapa hari lalu.

Gani memperkirakan ada sekitar 2 hingga 3 juta hektare lahan di tengah kebun sawit nasional yang tidak bisa ditanami karena alasan teknis. Seperti topografi ekstrem atau tanah yang tidak cocok untuk sawit. Dari pada dibiarkan kosong, lahan-lahan ini bisa disulap menjadi hutan kembali. “Kalau kita jadikan hutan lestari, maka sawit dan lingkungan bisa berjalan berdampingan,” ujarnya. 

Menurutnya, langkah ini bukan hanya soal menjaga tutupan hijau, tetapi juga membuka pintu menuju industri sawit yang lebih bertanggung jawab secara ekologis. Dengan menanam kembali hutan di lahan tak produktif, industri sawit tak hanya merespons kritik global, tapi juga memberi solusi konkret terhadap krisis lingkungan yang makin mengkhawatirkan.

Dia menekankan bahwa reforestasi di tengah kebun sawit bukanlah sekadar simbolis. Ia ingin menjadikan langkah ini sebagai bagian dari sistem produksi yang berkelanjutan. Karena itu, ia mendorong pemerintah untuk segera membuat regulasi yang mewajibkan setiap pemegang HGU melakukan penanaman hutan di area yang tidak dimanfaatkan untuk sawit.

“Kami ingin agar ini menjadi kebijakan resmi. Jangan sampai peluang sebesar ini terlewat begitu saja. Industri bisa jalan, hutan juga tumbuh,” tegasnya.

Dia percaya, pendekatan ini akan menjadi titik balik penting untuk memperbaiki citra sawit Indonesia di mata internasional. Industri yang selama ini dibayangi isu deforestasi bisa menunjukkan bahwa perubahan ke arah yang lebih hijau memang dimungkinkan.

PTPN III, sebagai holding perkebunan milik negara, menyatakan siap menjadi pelopor. Saat ini, perusahaan tengah memetakan lahan-lahan tidak produktif yang bisa dihutankan kembali. Jenis-jenis pohon lokal yang punya nilai konservasi tinggi akan menjadi prioritas.

Selain itu, PTPN membuka ruang kolaborasi dengan masyarakat sekitar kebun, NGO lingkungan, dan bahkan mitra asing yang memiliki kepedulian terhadap perubahan iklim dan konservasi alam.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :