https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

PSR di Paser Berhasil Tingkatkan Produksi Sawit Tiga Kali Lipat

PSR di Paser Berhasil Tingkatkan Produksi Sawit Tiga Kali Lipat

Lahan sawit peserta PSR di Paser. foto: ist.


Tana Paser, elaeis.co – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, mencatat peningkatan hasil perkebunan kelapa sawit di daerah itu sejak Oktober 2024.

Kepala Disbunak Kabupaten Paser, Djoko Bawono mengatakan, hasil panen sawit petani saat ini sudah mencapai 6 – 10 ton per kavling. Padahal normalnya hanya mencapai 2 – 3 ton per kavling.

Peningkatan produksi itu diketahui setelah adanya kunjungan ke Koperasi Unit Desa dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di sejumlah desa beberapa waktu lalu.

“Perkebunan kelapa sawit yang mengalami peningkatan hasil panen merupakan peserta program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada tahun 2018, 2019 dan 2020.,” ungkap Djoko dalam keterangan resmi dikutip Kamis (14/11).

“Capaian replanting atau PSR hingga awal November 2024 mencapai 7.879 hektare lebih,” tambahnya.

Yang lebih menggembirakan, peningkatan hasil panen ini diiringi dengan harga tandan buah sawit (TBS) yang saat ini terbilang tinggi. Yakni mencapai Rp 2.880 per kilogram di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sesuai yang ditetapkan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalimantan Timur.

“Meningkatnya hasil panen kelapa sawit kemungkinan disebabkan curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini. Ditambah dengan harga pupuk yang relatif menurun, sehingga perawatan kebun sawit bisa maksimal dan hasil panen meningkat,” paparnya.

Di samping itu hasil PSR yang dilakukan sejak tahun 2018 hingga 2020 sudah menggunakan sistem 8 x 8 atau jarak antar pokok sawit masing-masing 8 meter. Sebelumnya, petani menggunakan sistem 9 x 10 atau 9 x 9.

"Jarak yang dekat menyebabkan populasi pohon dalam satu kavling bertambah. Jika menggunakan 9 x 10, maka hanya ada 260 pokok dalam satu kavling. Kalau menggunakan jarak pohon 8 x 8, jumlah pohonnya bisa mencapai 300," ulasnya.

Meningkatnya hasil panen diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga akan memberikan dampak terhadap para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bumi Daya Taka.

“Saya harap masyarakat menggunakan pendapatan dari hasil panen perkebunan kelapa sawit dengan bijak. Tidak larut dalam euforia yang berlebihan, apalagi panic buying,” tandasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :