Berita / Nusantara /
Produktivitas Sawit Terancam, Saatnya BUMD Dikerahkan Sediakan Pupuk Murah
Pupuk dikeluarkan dari gudang. foto: MC Abdya
Bengkulu, elaeis.co - Hasil panen petani sawit dikhawatirkan anjlok beberapa waktu ke depan karena tanaman jarang dipupuk.
Untuk menjaga agar produktivitas tanaman kelapa sawit di Bengkulu tetap optimal, pemerintah daerah diminta mengambil langkah konkret. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menginstruksikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menyediakan pupuk dengan harga terjangkau bagi petani sawit.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bengkulu, Ahmad Irfansyah mengatakan, produktivitas tanaman kelapa sawit di Bengkulu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunand. "Itu akibat meningkatnya biaya produksi. Petani sawit enggan membeli pupuk karena harganya mahal," katanya, Senin (12/6).
Untuk mengurangi beban biaya produksi petani sawit, menurutnya, BUMD sudah selayaknya menyediakan pupuk non subsidi dengan harga sekitar Rp 8 ribu per kilogram. "Pemerintah daerah harus berperan aktif memastikan ketersediaan pupuk yang murah bagi petani kelapa sawit di Bengkulu," kata Ahmad.
"Kalau pemerintah pusat tidak mau memberikan pupuk subsidi, maka pemerintah daerah di Bengkulu bisa menyediakan pupuk dengan harga terjangkau lewat BUMD-nya. Tinggal kemauan saja sebenarnya, mau atau tidak," tandasnya.
Dia yakin kalau petani mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau, maka akan meningkatkan produksi sawit di Bengkulu. "Kunci keberhasilan dalam sektor kelapa sawit adalah produktivitas. Kalau itu dijaga, maka perekonomian daerah serta kesejahteraan petani akan meningkat," tuturnya.
Sementara itu, petani sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bambang Susilo, tak mau pasrah menghadapi mahalnya harga pupuk kimia. Dia memilih menggunakan abu dari janjang kosong sawit sebagai pupuk tanaman sawit. "Selama ini jangjang koaong dianggap limbah. Padahal itu bisa menjadi pupuk organik yang menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh sawit," tukasnya.
Oleh Bambang, janjang kosong dibakar hingga menjadi abu lalu diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih halus agar lebih mudah diserap oleh tanaman. Abu halus itu lalu diterapkan ke tanah sekitar pohon kelapa sawit.
"Hasilnya memuaskan. Sawit yang diberi pupuk organik ini tumbuh lebih subur dan menghasilkan buah yang lebih banyak. Rata-rata kenaikan produksi 2 hingga 3 TBS per batang sawit," ungkapnya.
"Saya sudah membuktikannya, penggunaan abu janjang kosong sebagai pupuk adalah solusi yang efektif dan berkelanjutan," tambahnya.







Komentar Via Facebook :