Berita / Kalimantan /
Produktivitas Sawit di Pendingin Turun, Hama dan Defisiensi Unsur Hara Biangnya
 
                Tim Disbun Kukar melakukan pendampingan kepada petani di Pendinginan untuk mengatasi penurunan produktivitas dan pengendalian hama penyakit tanaman sawit. Foto: Disbun Kukar
Tenggarong, elaeis.co - Produktivitas kebun sawit rakyat di Kelurahan Pendingin, Kabupaten Kutai Kartanegara (kukar), Kalimantan Timur, dilaporkan menurun akibat serangan hama rayap dan kekurangan unsur hara.
Menindaklanjuti kondisi penurunan produktivitas tersebut, tim dari Dinas Perkebunan Kabupaten Kukar mendatangi kebun sawit milik petani setempat. Kegiatan identifikasi lapangan dilakukan di kebun milik Kelompok Tani Karya Tani sejak 22 Juli 2025.
Tim lapangan dari Disbun Kukar yang hadir di lokasi terdiri atas penyuluh dan staf teknis. Mereka melakukan observasi langsung di kebun dan memberikan penjelasan kepada petani mengenai gejala serangan.
Dari hasil pengamatan sementara diketahui, ketidakseimbangan unsur hara seperti magnesium dan fosfor dapat memicu gejala klorosis pada daun. Kekurangan kalium juga berisiko menyebabkan buah sawit kecil dan mudah rontok.
Selain persoalan nutrisi tanaman, hama rayap jenis Coptotermes curvignathus ditemukan menyerang akar dan batang sawit milik petani. Serangan ini umumnya terjadi di lahan bekas hutan maupun tanah gambut.
Langkah tindak lanjut berupa pemberian bantuan agen pengendali hayati dan pestisida dilakukan usai proses identifikasi. Bantuan tersebut ditujukan sebagai stimulan untuk pengendalian awal terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Kegiatan ini dilakukan sebagai respons atas laporan petani terkait menurunnya kualitas dan kuantitas tandan buah segar. Gejala yang paling sering terlihat adalah daun menguning dan batang yang mulai rapuh.
Data dari lapangan menunjukkan bahwa kondisi tersebut berpotensi mempengaruhi produktivitas perkebunan rakyat jika tidak ditangani tepat waktu. Beberapa kebun menunjukkan gejala defisiensi hara yang cukup parah.
Kegiatan pendampingan tersebut juga mencakup edukasi teknis tentang cara mengenali tanda serangan sejak dini. Selain itu, petani diperkenalkan pada metode pengendalian hama terpadu berbasis ekosistem.
Disbun Kukar mencatat bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung peningkatan produksi dan perlindungan tanaman perkebunan. Identifikasi dan pengendalian langsung dilakukan pada lokasi terdampak.







Komentar Via Facebook :