Berita / Nasional /
Produksi Turun, Ekspor Sawit Indonesia Melonjak 49 Persen di Mei 2025
Mukti Sardjono. foto: ist.
Jakarta, elaeis.co – Di tengah tekanan produksi dan konsumsi domestik yang menurun, industri sawit nasional justru mencatatkan kabar baik dari sisi ekspor. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) merilis data terbaru yang menunjukkan ekspor produk sawit pada Mei 2025 melonjak tajam sebesar 49,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Total ekspor sawit kita di bulan Mei mencapai 2,664 juta ton, naik signifikan dari April yang hanya 1,779 juta ton,” ujar Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dalam keterangan resminya, Kamis (24/7).
Lonjakan ekspor ini terutama didorong oleh peningkatan permintaan dari negara-negara tujuan utama, seperti India yang menyerap tambahan 230 ribu ton, Tiongkok 88 ribu ton, dan Afrika 197 ribu ton. Tak hanya itu, ekspor ke Amerika Serikat, Pakistan, Bangladesh, dan Uni Eropa juga menunjukkan tren positif. Sebaliknya, ekspor ke Rusia justru tercatat turun sebesar 27 ribu ton.
Dari sisi produk, lonjakan terbesar terjadi pada minyak sawit olahan yang melonjak 58,5% menjadi 1,967 juta ton dari sebelumnya 1,241 juta ton. Disusul minyak sawit mentah (CPO) yang naik 23,70% menjadi 164 ribu ton dan oleokimia yang naik 18,75% menjadi 437 ribu ton.
Namun, meski ekspor melesat, produksi dalam negeri justru mengalami penurunan. Produksi CPO di bulan Mei turun menjadi 4,165 juta ton atau anjlok 7,01% dari bulan April. Produksi PKO (minyak inti sawit) juga melemah, dari 425 ribu ton menjadi 396 ribu ton.
Penurunan produksi ini diikuti oleh penurunan konsumsi domestik. GAPKI mencatat konsumsi dalam negeri turun dari 2,1 juta ton di April menjadi 2,029 juta ton pada Mei. Konsumsi untuk pangan merosot 7,81%, sedangkan konsumsi untuk biodiesel turun 0,67%. Hanya sektor oleokimia yang mencatat kenaikan konsumsi sebesar 2,19%.
Dari sisi nilai, ekspor produk sawit di bulan Mei juga mengalami peningkatan tajam. Nilainya naik 36,4% dari USD 2,069 miliar di April menjadi USD 2,822 miliar di Mei. Secara kumulatif Januari-Mei, nilai ekspor sawit 2025 tercatat mencapai USD 13,641 miliar, melesat 35,93% dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Peningkatan ini turut dipengaruhi oleh harga rata-rata produk sawit yang lebih tinggi. Sepanjang Januari–Mei 2025, harga rata-rata di pasar CIF Rotterdam tercatat USD 1.186 per ton, naik dari USD 997 per ton di 2024,” jelas Mukti.
Dengan stok awal Mei sebesar 3,046 juta ton, dan ekspor yang tinggi, stok akhir Mei tercatat turun menjadi 2,916 juta ton. Meski produksi sempat menurun, melonjaknya ekspor menjadi penyeimbang yang cukup menyejukkan industri sawit nasional di tengah tantangan global.







Komentar Via Facebook :