Berita / Pasar /
Produksi Sawit Global Bakal Stagnan di 2026, Harga Semua Minyak Bisa Kena Getahnya
Ilustrasi - dok.elaeis
Jakarta, elaeis.co – Prediksi terbaru dari industri sawit dunia menunjukkan bahwa produksi minyak sawit global tahun 2026 kemungkinan mandek alias tidak naik dari tahun ini.
Artinya, harga minyak goreng, biodiesel, dan produk turunannya bisa ikut naik karena pasokan tidak bertambah.
Chandran Gunalan, Direktur Strategi dan Kebijakan di Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), mengatakan bahwa output global diperkirakan mencapai sekitar 82 juta ton hampir sama dengan tahun ini. Bandingkan dengan 79 juta ton di 2024, artinya pertumbuhan benar-benar tipis.
“Faktor utama yang bakal memengaruhi produksi adalah La Nina,” kata Chandran, Selasa (2/12).
Fenomena cuaca ekstrem ini bisa mengganggu hasil panen sawit, terutama di negara-negara penghasil utama seperti Indonesia dan Malaysia.
Masalahnya tidak cuma cuaca. Banyak pohon sawit di Malaysia yang usianya sudah lebih dari 25 tahun, sementara di Indonesia proses replanting alias penanaman ulang pohon baru berjalan lambat. Kondisi ini membuat pasokan minyak sawit dari dua raksasa penghasil dunia menjadi terbatas.
Lebih detilnya, Indonesia diprediksi memproduksi sekitar 50 juta ton, sedangkan Malaysia sekitar 20 juta ton pada 2026.
Tambah lagi, harga pupuk yang melonjak beberapa tahun terakhir membuat banyak petani mengurangi pemupukan, sehingga hasil panen bisa menurun.
Ada isu serius lain, beberapa perkebunan yang disita pemerintah Indonesia nyaris tidak ada aktivitas, sehingga berisiko menjadi lahan nganggur. Jika kondisi ini berlanjut, dampaknya jelas ke pasokan minyak sawit nasional.
Di sisi lain, ada sedikit kabar baik dari Amerika Latin. Produksi di sana meningkat karena ekspansi kebun baru. Contohnya, Kolombia, yang tahun ini diprediksi panen 2 juta ton, naik dari 1,9 juta ton sebelumnya.
Namun ada sedikit kabar baik dari Amerika Latin. Produksi di sana meningkat karena ekspansi kebun baru. Contohnya, Kolombia, yang tahun ini diprediksi panen 2 juta ton, naik dari 1,9 juta ton sebelumnya.
Intinya, tahun 2026 produksi sawit global cukup rawan stagnan, dan ini bisa membuat harga minyak goreng, biodiesel, dan produk turunannya ikut goyang. Siap-siap, jangan sampai harga minyak tiba-tiba melambung.
CPOPC sendiri adalah organisasi antar-pemerintah yang mewakili 88% produksi sawit dunia, termasuk Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, dan Republik Demokratik Kongo.
Mereka juga aktif berkomunikasi dengan Parlemen Eropa dan pembuat kebijakan Uni Eropa, agar regulasi EUDR lebih ramah bagi petani kecil.







Komentar Via Facebook :