Berita / Sumatera /
Produksi Sawit di Bengkulu Tengah Terus Turun, Petani Kurangi Pekerja
Pekerja melangsir hasil panen petani. foto: MC Mukomuko
Bengkulu, elaeis.co - Penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, telah menimbulkan dampak yang signifikan.
Selama beberapa tahun terakhir, produksi kelapa sawit di wilayah ini telah mengalami penurunan yang signifikan dan berdampak pada sektor tenaga kerja di daerah tersebut. Situasi ini menjadi keprihatinan serius bagi masyarakat setempat yang bergantung pada industri kelapa sawit sebagai sumber penghidupan utama.
"Gara-gara produksi TBS sawit turun, jumlah pekerja di daerah ini juga berkurang. Kalau hasil panen sedikit, buat apa pekerjanya banyak," kata Iskandar Maun, seorang petani sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, kemarin.
Menurutnya, para petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah menghadapi situasi yang sulit akibat penurunan produksi TBS. Kondisi ini telah memicu kekhawatiran akan keberlanjutan mata pencaharian mereka dan masa depan industri kelapa sawit di daerah ini.
"Kami telah merasakan langsung efek penurunan produksi TBS kelapa sawit ini, karena tidak mungkin petani mempekerjakan orang kalau tidak ada buah sawit yang mau dipanen," Edy Mashuri, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu, menimpali.
Penurunan produksi TBS kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah ditengarai disebabkan sejumlah faktor. Termasuk cuaca yang tidak menentu, serangan hama dan penyakit, serta kurangnya pemupukan. "Fenomena kekeringan telah mengganggu proses pertumbuhan kelapa sawit, sedangkan serangan hama dan penyakit telah merusak tanaman," jelasnya.
Selain itu, masalah manajemen perkebunan dan kesadaran lingkungan juga menjadi isu penting yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan industri kelapa sawit. "Pemerintah daerah perlu segera mengambil tindakan untuk mengatasi penurunan produksi kelapa sawit ini. langkah-langkah harus diambil untuk membantu para petani menghadapi tantangan yang mereka hadapi, seperti memberikan pelatihan dan bantuan keuangan," ujar Edy.
Untuk mengatasi penurunan produksi TBS kelapa sawit dan dampaknya pada pengurangan jumlah tenaga kerja, upaya kolaboratif diperlukan antara pemerintah daerah, pelaku industri, dan komunitas lokal. Peningkatan pendanaan dan pelatihan bagi petani kelapa sawit dapat membantu meningkatkan produktivitas dan ketahanan perkebunan.
Selain itu, inovasi teknologi dan metode pertanian yang berkelanjutan harus diterapkan untuk memperbaiki manajemen perkebunan dan menjaga kelestarian lingkungan.
"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk memulihkan produksi TBS kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah. Diharapkan upaya yang dilakukan dapat membantu memperkuat keberlanjutan sektor kelapa sawit, melindungi mata pencaharian masyarakat, dan memperbaiki kesejahteraan ekonomi di daerah," tutupnya.







Komentar Via Facebook :