Berita / Kalimantan /
Produksi Kebun Sawit di Kalsel Turun Sampai 20 Persen, Aspek-PIR Beberkan Penyebabnya
 
                Wakil Sekretaris Jenderal Aspek-PIR, Jayadi. Foto: Istimewa
Banjarbaru, elaeis.co - Tiga bulan terakhir ini produksi kebun kelapa sawit di Kalimantan Selatan (Kalsel) mayoritas mengalami penurunan produksi. Turunnya pun sampai 20 persen.
Wakil Sekretaris Jenderal Aspek-PIR, Jayadi menilai kondisi ini memang rutin terjadi setiap tahunnya. Selain pengaruh cuaca, perawatan yang kurang maksimal juga menjadi salah satu penyebabnya.
"Ini sudah terjadi sejak 3 bulan terakhir," kata Jayadi kepada elaeis.co, Selasa (5/3).
Pria yang sebelumnya sempat menjabat sebagai Ketua Aspek-PIR Kalsel itu berharap, pada April ini produksi dapat kembali merangkak naik. Minimal usai lebaran Idul Fitri petani dapat kembali menikmati hasil yang optimal.
Sementara terkait harga, komoditi andalan Indonesia itu dibandrol saat ini Rp2.400 per kilogram di Kalsel. Namun untuk harga kebun kelapa sawit petani swadaya harganya hanya berkisar Rp1.800 per kilogram. Ini juga masih tergantung dari Medan lokasi kebun masyarakat.
"Kalau medannya sulit untuk proses pengangkutan hasil kebunnya, otomatis harga yang diterima petani akan semakin rendah. Sebab petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk ongkos angkut kelapa sawit tersebut," bebernya.
Untuk diketahui, berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2022, Kalsel memiliki luas kebun kelapa sawit sebesar 443.802 hektar. Luasan ini dikelola oleh 89 perusahaan perkebunan besar swasta dan negara. Sementara sekitar 24 persen merupakan kebun rakyat dengan luas mencapai 107.582 hektar.
Disamping itu, terdapat 46 pabrik kelapa sawit di Kalsel yang menghasilkan sekitar 5,3 juta ton TBS sawit setiap tahunnya. Produksi CPO dari TBS tersebut mencapai 1,1 juta ton per tahun.







Komentar Via Facebook :