Berita / Nasional /
Produksi Energi Bersih, Co-firing Biomassa Jadi Andalan Gantikan Batu Bara
PLTU Tembilan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sudah 100% co-firing menggunakan biomassa cangkang sawit. foto: PLN
Jakarta, elaeis.co – PLN Group terus mengembangkan pemanfaatan biomassa dari berbagai bahan alami yang didapatkan dari potensi lokal daerah sebagai pengganti sebagian bahan bakar batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Upaya ini menjadi salah satu inisiatif perusahaan dalam mencapai target net zero emission (NZE) di 2060.
Direktur Utama PT PLN Indonesia Power (IP) Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya terus mengakselerasi pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya, PLN IP telah mengelola 1,5 Giga Watt (GW) pembangkit berbasis EBT yang bertumpu pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Kapasitas EBT dari PT PLN IP akan meningkat menjadi 8,1 GW di tahun 2030 seiring pembangunan pembangkit EBT dari sumber daya lain seperti tenaga surya, angin, hingga gelombang laut.
“Sampai tahun 2030, pembangunan pembangkit EBT akan terus kami tingkatkan. Jika di tahun 2024 persentasenya baru 11 persen, di tahun 2030 akan melonjak jadi 30 persen dari keseluruhan pembangkit yang kami kelola,” jelasnya melalui keterangan resmi Humas PLN.
Untuk jangka pendek, menurutnya, PLN Group akan memaksimalkan pemanfaatan co-firing biomassa demi mencapai target NZE pada 2060. Dari total 18 PLTU yang telah diuji coba, saat ini ada 13 PLTU yang menerapkan co-firing biomassa dan menghasilkan listrik sebesar 269GWh dari co-firing 276 kTon biomassa di tahun 2022.
“PLN berkomitmen untuk mengurangi penggunaan batu bara dengan pemanfaatan biomassa untuk co-firing. Fokus yang saat ini dikejar adalah bagaimana meningkatkan co-firing biomassa untuk PLTU sekaligus menguatkan rantai pasoknya,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI), Antonius Aris Sudjatmiko, menjelaskan, PLN Group telah membangun rantai pasok biomassa yang sustainable untuk memenuhi kebutuhan co-firing dalam jangka panjang. PLN juga dibantu oleh pemerintah untuk menerapkan standar biomassa yang berkualitas.
“Potensi biomassa kita sangat besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Meski di beberapa area memang belum dikembangkan secara maksimal. Saat ini kami telah melakukan pemetaan jenis hingga potensi pasokannya, sekaligus mengatur prosesnya sampai ke pembangkit PLN,” ungkapnya.
Dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan melalui co-firing, PLN telah menjalin kerja sama dengan 12 pemda untuk pemanfaatan biomassa sampah.
PLN juga berkolaborasi dengan Perhutani untuk penyediaan biomassa serbuk gergaji dan bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat untuk penyediaan biomassa sekam padi, serpihan kayu, hingga cangkang sawit.
“Melalui program ini, kami tidak hanya bermaksud mengganti batu bara dengan biomassa, tetapi juga membangun rantai pasok biomassa yang andal dengan melibatkan masyarakat. Sehingga dalam penyediaannya punya dampak ekonomi untuk masyarakat secara langsung,” tutupnya.







Komentar Via Facebook :