Berita / Kalimantan /
Produk Sawit dan Kayu Lapis Dominasi Ekspor Kaltim ke AS
 
                Produk olahan sawit mendominasi ekspor dari Kaltim ke AS. foto: Disbun Kaltim
Samarinda, elaeis.co – Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu tujuan ekspor utama dari Kalimantan Timur (kaltim).
Selama 2024, nilai ekspor Kaltim ke AS mencapai USD 23,05 juta. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, ekspor ke negara adidaya itu didominasi komoditas nonmigas.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kaltim, Heni Purwaningsih, mengatakan, ekspor ke AS tahun 2024 ditopang oleh lima komoditas utama. Yang paling mendominasi adalah minyak sawit dan produk turunannya seperti RBD Palm Oil, RBD Palm Stearin, RBD Palm Olein, dan RBD Palm Kernel Oil
"Total volume ekspor minyak sawit dan olahannya ke AS hampir 19.350 ton dan nilai mencapai USD 13,89 juta," katanya dalam keterangan yang dikutip Rabu (30/4).
Selain minyak sawit, komoditas nonmigas lainnya yang mendominasi ekspor ke AS adalah kayu lapis Meranti dan sejenisnya. Volumenya mencapai 15.754 meter kubik dengan nilai sekitar USD 9,16 juta.
Di 2025 ini, menurutnya, geliat ekspor belum ada tanda-tanda melambat. "Periode Januari hingga Maret, total nilai ekspor Kaltim ke AS sudah menyentuh USD 8,32 juta," sebutnya.
Produk turunan kelapa sawit masih memegang peranan penting dengan ekspor RBD Palm Stearin sebesar 2.149,83 ton senilai USD 2,66 juta. Namun kayu lapis Meranti mencatatkan penurunan volume ekspor dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 8.664,05 meter kubik dengan nilai USD 5,58 juta.
"Kayu lapis Meranti masih dikirim, tapi volumenya menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu," jelasnya.
Menariknya, muncul komoditas baru dalam daftar ekspor, yaitu suku cadang mesin pemboran dengan volume 162 kg dengan nilai USD 6.520.
Menanggapi perang dagang yang dilancarkan pemerintah AS, Heni menyebutkan bahwa pihaknya akan mengikuti langkah pusat. Yakni membentuk satuan tugas khusus untuk merespons berbagai kebijakan perdagangan internasional yang mulai berubah arah.
“Kami ingin memastikan bahwa pelaku usaha Kaltim tetap bisa menyesuaikan diri dengan dinamika pasar global,” tutupnya.







Komentar Via Facebook :