Berita / Kalimantan /
Produk Oleokimia Berbasis Sawit Dikenalkan ke Pelajar dan Mahasiswa Balikpapan
Workshop "Oleokimia dari Minyak Sawit: Potensi dan Tantangan" di Balikpapan. foto: ist.
Balikpapan, elaeis.co - Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar Workshop "Oleokimia dari Minyak Sawit: Potensi dan Tantangan" di Balikpapan, Selasa (7/11).
Workshop ini dihadiri puluhan peserta dari kalangan pelajar SMA sederajat dan mahasiswa. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari workshop yang akan dilaksanakan di tiga kota, yaitu Bogor, Medan dan Balikpapan.
Kepala Divisi Teknologi Proses, Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University, Prof Dr Erliza Hambali mengatakan, maksud dari kegiatan ini adalah menyosialisasikan berapa banyak produk yang bisa dibuat dari kelapa sawit.
"Sasaran sosialisasikan tidak hanya pengusaha, tetapi juga kepada pelajar, mahasiswa perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya. Kita serentak mencari semua kebaikan dari sawit, produk apa yang bisa dikembangkan," jelasnya dalam keterangan resmi, kemarin.
Ia mengatakan, minyak kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara.
Berdasarkan data Ditjenbun Kementan (2022), luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta hektar dengan total produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai 48,24 juta ton dan produksi Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 9,65 juta ton.
"CPO dan PKO adalah merupakan bahan baku potensial untuk diolah menjadi beragam produk oleokimia," katanya.
Komoditas kelapa sawit termasuk dalam 10 kelompok komoditas unggulan Indonesia yang didorong oleh pemerintah untuk digiatkan proses hilirisasi dan peningkatan daya saingnya. "Hilirisasi industri kelapa sawit, terutama untuk industri berorientasi ekspor diperlukan, mengingat pertumbuhan impor pada 2019 sebesar 7,1 persen yang masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor yang sebesar 6,3 persen," ungkapnya.
Hilirisasi industri kelapa sawit diharapkan dapat meningkatkan perolehan devisa dan nilai tambah produk yang dapat dinikmati oleh semua stakeholder di Indonesia. "Hilirisasi minyak sawit dalam negeri dilakukan dengan mengolah CPO dan PKO menjadi produk-produk bernilai tambah lebih tinggi baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor," jelasnya.
Secara umum, hilirisasi CPO dan PKO yang dapat dilakukan di Indonesia dikelompokkan dalam tiga kelompok besar. Yaitu oleo pangan, oleokimia, dan biofuel. Hilirisasi oleokimia yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery menjadi produk jadi seperti surfaktan, sabun, deterjen, shampo, biolubricant, biomaterial dan bioplastik.
Lewat workshop ini, para peserta diharapkan mendapatkan informasi produk oleokimia berbasis minyak sawit yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, mendapatkan informasi provider teknologi berbasis minyak sawit, mendapatkan gambaran pasar produk oleokimia berbasis sawit di dalam dan di luar negeri, dan mendapatkan informasi peluang dan tantangan pengembangan industri oleokimia sawit di Indonesia.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pelajar dan mahasiswa terkait pengembangan produk turunan minyak sawit khususnya oleokimia," tukasnya.







Komentar Via Facebook :