https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Potongan Harga Sawit Modus Pabrik 'Nakal'

Potongan Harga Sawit Modus Pabrik

Panen buah kelapa sawit. Elaeis.co/Sany


Kukar, Elaeis.co - Ketua DPD Apkasindo Kukar, Daru Widiyatmoko menilai kebijakan pemotongan atau yang akrab disebut grading oleh kalangan petani kelapa sawit adalah salah satu modus bagi pabrik kelapa sawit (PKS) yang ingin mendapatkan keuntungan banyak. Sebab banyak PKS menerapkan grading dengan persentasi yang tinggi. 

Bukan hanya persentasi yang tinggi, namun juga tidak dilakukan pemilihan. Artinya seluruh buah kelapa sawit yang masuk PKS langsung dilakukan pemotongan tanpa melalui proses pemilihan mutu terlebih dahulu.

"Dalam grading itu PKS seharusnya memilah dengan kriteria yang ada. Misalnya buah busuk, mengkal, mentah, tidak normal dan yang kemudian digunakan sebagainya sebagai ukuran pemotongan," paparnya. 

Namun sepengetahuan Daru, hampir seluruh PKS yang ada di wilayahnya tidak melakukan pemilihan itu. Dimana potongan mulai dari 3-7 persen.

"Kondisi ini jelas merugikan petani, tapi semua perusahaan memang tidak ada yang menguntungkan petani. Kecuali para petani memiliki pabrik sendiri," terangnya.

Mungkin, tebakan Daru ada 99 persen seluruh perusahaan yang ada hanya merugikan petani. Namun dalam kondisi tersebut pemilihan atau proses pemilahan sawit yang dijual oleh petani juga sulit untuk diterapkan. Sebab PKS mesti tambah biaya pengeluaran.

Seperti menambah karyawan untuk melakukan pemilihan. Menambah jam kerja atau lembur. Sehingga pengeluaran PKS akan membengkak akan membengkak. Sedangkan petani akan dirugikan karena waktu jual beli yang akan lebih lama.

"Kalau ditanya harapan, petani pasti maunya tidak ada potongan," paparnya.

Namun hal itu pasti sulit terwujud, karena PKS juga dibebani dengan standar kandungan sawit yang diterimanya.

Sampai saat ini belum ada solusi untuk permasalahan yang banyak dikeluhkan para petani di seluruh Nusantara.

"Tapi kalau pun tidak ada solusi yang menguntungkan dua belah pihak.  Setidaknya PKS tidak menerapkan persentasi potongan lebih tinggi. Maksimal potongan tertinggi mencapai 3 persen saja. Potongan ini sangat berdampak terhadap penghasilan para petani .

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :