Berita / Bisnis /
Potensi Energi Sawit Melimpah, Baru Generasi Pertama
Tandan Kosong kelapa sawit yang menjadi bahan baku energi listrik. foto: ist
Jakarta, Elaeis.co - Tadinya rada mikir juga awak untuk mengulas biofuel ini, takut tensi, asam urat dan kolesterol para pembenci sawit, malah jadi naik.
Soalnya data yang disodorkan oleh Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) soal biofuel ini moncer kali, wak. Ngiler awak dibuatnya.
Tengoklah; bahwa biofuel bernama biodiesel --- bauran --- 30 (B30) yang sekarang sudah mampu menghemat devisa impor sebesar Rp56 triliun dan mendongkrak harga Tandan Buah Segar (TBS) itu, ternyata masih generasi pertama dari tiga generasi dalam sistim per-biofuel-an di Indonesia.
Generasi pertama ini adalah minyak kelapa atau inti sawit yang kemudian dibikin jadi biodiesel, diesel sawit, bensin sawit, avtur sawit, biogas dan biolistrik.
Saat ini produksi minyak sawit Indonesia untuk mensupport biofuel generasi pertama ini, mencapai 55 juta ton per tahun.
Nah, potensi bahan baku yang bisa dipakai untuk mensupport biofuel generasi kedua justru sangat luar biasa; mencapai 268 juta ton per tahun den potensi biolistrik dari tandan kosongnya setara dengan 1.173 MegaWatt (MW).
"Biofuel generasi kedua ini bisa menjadi Bioetanol, Biolistrik, Biopelet dan Briket arang," rinci Direktur Eksekutif PASPI, Tungkot Sipayung, saat berbincang dengan elaeis.co, kemarin.
Yang lebih luar biasa lagi adalah daya dukung bahan baku untuk biofuel generasi ketiga; berbahan baku limbah pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent (POME)) dengan potensi 5,7 miliar M3 atau 931 MW biolistrik.
Kalau generasi kedua dan ketiga ini berjalan, tentu potensi pendapatan baru terhadap pelaku sawit akan muncul lagi. Sebab yang tadinya cuma limbah, sekarang sudah jadi duit.







Komentar Via Facebook :