Berita / Nusantara /
Portable Drop Tank di Pelabuhan Pangkal Balam Tingkatkan Efisiensi Bongkar Muat CPO
Foto udara proses pengapalan barang di Pelabuhan Pangkal Balam. foto: DOK. PTP Nonpetikemas
Jakarta, elaeis.co - PT Pelabuhan Tanjung Priok atau PTP Nonpetikemas terus menghadirkan inovasi untuk meningkatkan kinerja operasionalnya.
Sejak 2024, PTP Nonpetikemas Cabang Pangkal Balam di Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai menerapkan sistem portable drop tank dengan pompa submersible untuk menangani kargo curah cair, khususnya Crude Palm Oil (CPO). Sebelumnya, proses bongkar dari truk dan muat ke tongkang masih menggunakan metode truck losing, yang memakan waktu lebih lama.
Dengan inovasi ini, mekanisme dipercepat melalui drop tank process, memungkinkan empat truk bongkar muat secara bersamaan. Kargo yang telah dibongkar langsung dipompa ke tongkang menggunakan sistem pompa listrik, sehingga alur distribusi menjadi lebih cepat dan efisien. Dengan demikian, pola operasi menjadi lebih efektif dan menurunkan port stay serta labor wage.
Perubahan penggunaan fasilitas bongkar muat ini merupakan respons perusahaan terhadap berbagai tantangan operasional untuk mempercepat durasi layanan berthing. Selain itu, inovasi juga memberikan dampak positif pada aspek HSSE (Health, Safety, Security, & Environment). Dengan bersifat ramah lingkungan, inovasi dapat mencegah terjadinya pencemaran air, udara, dan perairan.
Dwi Rahmad Toto S, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PTP Nonpetikemas, menjelaskan, inovasi terbaru di Pelabuhan Pangkal Balam telah berhasil mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kinerja operasional.
"Penggunaan portable drop tank dengan pompa submersible ini berfungsi sebagai media transit untuk proses bongkar dari truk dan pemuatan ke tongkang dengan cara yang lebih efektif dan efisien,” terangnya dalam keterangan tertulis dikutip Ahad (29/6).
Branch Manager PTP Nonpetikemas Cabang Pangkal Balam, Alamsyah, menambahkan, dengan sistem baru ini, tercatat adanya penurunan biaya operasional dan perawatan dari Rp4.000 per ton menjadi Rp2.800 per ton.
Sistem ini juga memungkinkan pemompaan kargo yang lebih efisien melalui pipa, dengan pompa berkapasitas 200 ton per jam dan selang berdiameter 6 inci, yang mempersingkat waktu bongkar muat. Sebelumnya, kapasitas pompa hanya 40 ton per jam dengan selang 4 inci.
"Selain itu, sistem truck losing juga mempercepat waktu bongkar muat, dengan kemampuan melayani empat truk bongkar dalam satu kali kegiatan,” jelasnya.
Seiring dengan perluasan lahan sawit di Hinterland Pelabuhan Pangkal Balam yang terus meningkat setiap tahunnya, implementasi inovasi ini membawa perubahan signifikan dalam proses bisnis. Sebelumnya, tidak ada sistem memantau progres bongkar muat secara Real Time.
Dengan adanya sistem ini, progres kegiatan dapat dipantau secara lebih akurat sehingga dapat diupayakan peningkatan kinerja dari waktu ke waktu, dan terintegrasi dengan PTOSM (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose).
Selain itu, sejak implementasi sistem Pompa Submersible dan Drop Tank pada semester kedua 2024, kinerja operasional Pelabuhan Pangkal Balam tercatat meningkat signifikan.
Hal ini terlihat dari peningkatan Ton/Gang/Hour (TGH) yang mencapai 114,05 pada tahun 2024, dibandingkan dengan 46,49 pada tahun 2023.
Efisiensi juga tercermin dari penurunan rasio biaya operasional (BOPO) yang tercatat sebesar 68,69% pada Januari 2025, lebih rendah dibandingkan dengan 75,74% pada Januari 2024.







Komentar Via Facebook :