https://www.elaeis.co

Berita / Pojok /

Politik 'Aborsi' Ala Qodari

Politik

Agung Marsudi. foto: dok. pribadi


"Semua Qodari, pada waktunya"

Akhirnya rekayasa menduetkan Jokowi-Prabowo (Jok-Pro) dilahirkan juga, di tengah kerumunan politik pandemi. Tak main-main, M. Qodari rela mundur dari Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).

Sehingga sebagai penasihat Komunitas Relawan Jok-Pro 2024, ia leluasa mengantarkan Jok-Pro berduet sebagai pasangan capres-cawapres, tanpa membawa latar belakang lembaganya di Indo Barometer.

Komunitas Jok-Pro 2024 diketahui resmi melakukan acara syukuran dan peresmian Kantor Sekretariat Nasional (Seknas) di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (19/6/2021).

Baca juga: Pasar Bebas Corona Mata Uang Dunia

Meski esoknya, Minggu (20/6/2021) Tagar #TangkapQodari trending di Twitter, lantaran dirinya dianggap telah melanggar konstitusi setelah menyerukan dukungan Presiden Jokowi tiga periode.

Sampai di sini, apa yang diserukan Qodari, sudah bisa ditangkap maksudnya. 

Pria kelahiran Palembang, 15 Oktober 1973 ini telah menghimpun "para lebah" untuk mendengungkan Jok-Pro di ruang bising publik, meski berdalih menekan ongkos politik dan tidak ingin adanya polarisasi di masyarakat.

Sebagai entitas sosial politik, begitu Jok-Pro 2024 lahir, ia justru sengaja menajamkan polar lain, dengan jualan opini baru. Di tengah kuatnya amandemen kelima UUD 1945, dimana konstitusi masih membatasi masa jabatan presiden dua periode. 

Maka pantas dicurigai gerakan ini sengaja memancing kutub baru, memanasi situasi. Mengurai rekayasa oligarki, dengan lebih dulu melakukan aborsi politik.

Saya hanya 40 persen sependapat dengan pernyataan Rocky Gerung, "Ide Jokowi tiga periode dimanfaatkan Qodari buat cari untung aja. Dengan begitu, dia bisa pasang harga ke oligarki-oligarki yang berternak ke tempat dia".

Sebab 60 persen sisa harganya, menurut saya masih ditentukan oleh hasil jualan opini dan biaya tidak tetap proses aborsi.


Agung Marsudi

Direktur Duri Institute. Pemerhati masalah-masalah urban, lingkungan dan sosial politik. Lahir di Solo, 03 Maret 1970. Lebih dari dua dasawarsa, penggemar olahraga panjat tebing ini, juga terlibat dalam kegiatan pemetaan potensi dan analisis data sosial, ekonomi dan politik. 

Keseriusannya di bidang geospasial, telah mengantarkannya mengelilingi Indonesia dengan mosaik dan keragamannya.

Founder lembaga kajian Duri Institute yang berkhitmad pada persoalan kebangsaan, migas dan kearifan lokal ini juga aktif di berbagai kegiatan antikorupsi serta menjadi narasumber di berbagai diskusi, seminar, workshop tentang kedaulatan Migas Indonesia.

Menjadi pembicara dalam Kajian Akademis Tata Kelola Migas di Indonesia: Keuangan Negara dan Daerah serta Petroleum Fund, Universitas Indonesia dan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, terkait Perang Asimetris & Skema Penjajahan Gaya Baru.

Menulis dua buah buku terkait anatomi dan sepak terjang Chevron di Blok Rokan; Duri Tanah Air Baru Amerika (2010) dan Chevronomics (2016).

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :