Berita / Kalimantan /
Polandia Lirik Cangkang Kalbar, Petani Menduga Ada Kong Kalikong dengan Perusahaan
Ilustrasi - Cangkang Sawit. Foto: Istimewa
Pontianak, elaeis.co - Petani kelapa sawit Kalimantan Barat (Kalbar) menyoroti minat Republik Polandia untuk meminang cangkang kelapa sawit yang akan digunakan sebagai bahan baku energi di negara tersebut. Ketertarikan ini disampaikan oleh Deputy Head of Mission, Kedutaan Besar Republik Polandia Piotr Firlus saat berkunjung ke Pelabuhan Dwikora Pontianak beberapa hari lalu.
Apkasindo Kalbar menilai, ketertarikan negara Polandia ini tentu dilatarbelakangi adanya aktivitas jual beli cangkang yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit di Kalbar. Padahal sebelumnya perusahaan - perusahaan kelapa sawit di Kalbar menerangkan bahwa cangkang itu digunakan untuk mendukung operasional pabrik perusahaan itu sendiri.
Yang menjadi persoalan adalah sudah beberapa kali Apkasindo Kalbar mengajukan agar cangkang masuk dalam penghitungan harga kelapa sawit di Dinsbun Kalbar. Namun selalu ditolak lantaran adanya alasan perusahaan tadi.
"Kalau semua perusahaan terbuka dengan apakah cangkang itu di jual dan masuk dalam perhitungan indeks K pasti harga TBS akan terdongkrak naik. Tapi di Kalbar cangkang belum masuk hitungan indeks K karena alasan pabrik cangkang itu di pakai sendiri oleh mereka," tutur Ketua Apkasindo Kalbar, Indra Rustandi saat berbincang bersama elaeis.co, Senin (26/2).
"Nah, yang jadi pertanyaan kenapa orang Polandia yang justru dari daratan Eropa sana mengetahui adanya sumber cangkang di Kalbar di Pelabuhan Dwikora?, artinya mereka melihat cangkang tersebut di jual," imbuhnya.
Menurut Indra, jika kondisinya ada jual beli cangkang maka, tim penetapan harga harus lebih jeli. Bahkan ia meminta perusahaan tidak saling menutupi adanya jual beli itu. Sebab nyatanya di lapangan banyak perusahaan yang menjual limbah kelapa sawit itu.
"Kita sudah beberapa kali ajukan cangkang di penghitungan harga tapi selalu di blok sama kawan-kawan dari perusahaan dengan alasan tadi. Sekarang sudah seharusnya pemerintah menekan cangkang masuk dalam penghitungan. Sebab daerah lain sudah melakukan hal ini, seperti di Riau dan sebagainya," terangnya.
Indra mengatakan, untuk mengetahui lebih luas lagi apakah cangkang itu diperjual belikan atau untuk dipakai sendiri oleh pemerintah provinsi Kalbar harus turun melakukan pengecekan ke perusahaan yang ada di Kalbar. "Memang harus turun lapangan. Sehingga informasi yang diterima lebih jelas dan akurat," tandasnya.







Komentar Via Facebook :