Berita / Kalimantan /
PLBN Aruk Diharapkan Jadi Gerbang Ekspor Sawit ke Malaysia
Para pembicara di acara Bincang Santai Tapi Bermakna dengan tema Peningkatan Kerjasama Ekonomi Kalbar-Sarawak melalui PLBN Aruk, Sambas. Foto: KJRI Kuching
Sambas, elaeis.co - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Utara, diharapkan menjadi pintu ekspor impor resmi ke Sarawak, Malaysia.
"Jika PLBN Aruk ditetapkan sebagai pintu ekspor impor resmi, ekonomi Sambas akan meningkat karena masyarakat akan semakin mudah melakukan kegiatan ekspor impor," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, Industri dan Perdagangan Kabupaten Sambas, Hermanto, lewat pernyataan resmi, kemarin.
Dia berharap pemerintah pusat membuat regulasi untuk mewujudkan harapan itu. "Tentunya kita juga berharap pihak Pemerintah Malaysia melakukan hal yang sama," tukasnya.
"Saat diresmikan tahun 2017 lalu, presiden berharap PLBN Aruk menjadi sentra pertumbuhan ekonomi baru mengingat PLBN Aruk tidak hanya berfungsi sebagai tempat perlintasan orang antar negara, tetapi juga menjadi tempat perlintasan barang. Itu bisa terwujud jika PLBN benar-benar dijadikan gerbang ekspor impor," imbuhnya.
Menurutnya, salah satu komoditas yang sangat potensial diekspor ke Sarawak dari Sambas adalah hasil perkebunan kelapa sawit. Saat ini di Sambas beroperasi 30 perusahaan sawit dan 8 pabrik CPO.
"Sejauh ini dampak ekonomi dari hadirnya PLBN Aruk bagi Sambas belum signifikan. Tapi jika hasil perkebunan sawit bisa diekspor langsung ke Sarawak melalui PLBN Aruk, pemasukan daerah akan meningkat, petani sawit juga akan merasakan dampaknya,” tukasnya.
"Sambas juga punya banyak potensi hasil pertanian, holtikultura, kerajinan, atau perikanan. Namun transaksi di PLBN Aruk masih berlangsung semi tradisional. Para pelaku ekspor menurunkan barang-barang di titik nol, dan buyer dari Sarawak mengambil barangnya di titik nol. Tidak ada dryport baik di PLBN Aruk Indonesia ataupun Biawak Malaysia. Harusnya kegiatan ekspor impor tidak seperti itu," tambahnya.
Sementara itu, Kepala PLBN Aruk, Purwoto SE, mengatakan, saat ini nilai transaksi di PLBN Aruk baru mencapai Rp 200 juta per hari.
“Ini masih kecil, tapi tetap patut diapresiasi. Dengan segala kendala yang ada, hasil kegiatan perdagangan di PLBN Aruk bisa mencapai angka itu," sebutnya.
"Masih bisa ditingkatkan lagi bila seluruh potensi hasil alam, kerajinan, pertanian, perkebunan serta potensi pariwisata di Sambas dan Kalbar umumnya bisa diperdagangkan ke Sarawak,” tambahnya.







Komentar Via Facebook :