https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

PKS Tentukan Harga Semena-Mena, Petani Sawit Rugi Rp30 Miliar Tiap Bulan

PKS Tentukan Harga Semena-Mena, Petani Sawit Rugi Rp30 Miliar Tiap Bulan

Petani kelapa sawit tengah memanen kebun kelapa sawitnya.(Dok)


Aceh, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) geram dengan kebijakan perusahaan kelapa sawit yang dinilai  menentukan harga secara semena-mena. Pasalnya harga yang ditawarkan jauh di bawah harga penetapan Dinas Perkebunan Provinsi Aceh.

Dikatakan Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Abdya, Muazam selisih harga antara harga penetapan Disbun Aceh dan harga yang ditawarkan PKS mencapai Rp643/kg. Sebab harga penetapan sekitar Rp 3.043/kg dan harga pks Rp2.400/kg.

"Kalau di tengkulak pasti lebih rendah lagi harganya," paparnya, saat berbincang bersama elaeis.co, Kamis (19/6).

Dari hitung-hitungan Muazam, luas kebun kelapa sawit di Kabupaten Abdya mencapai 24.000 hektar. Sementara rata-rata kebun itu menghasilkan kelapa sawit 1 ton tiap hektarnya. Artinya jika panen dua kali dalam sebulan kebun itu sudah menghasilkan 48.000 ton/bulan.

Jumlah itu, jika kemudian dikalikan selisih harga tadi yakni Rp643/kg x 48 juta kilogram maka hasilnya adalah Rp30,86 miliar. Artinya setiap bulan kerugian petani kelapa sawit di Abdya bisa mencapai Rp30,86 miliar.

Muazam tak menampik bahwa kebun kelapa sawit di Abdya mayoritas adalah kebun petani kelapa sawit swadaya dan belum bermitra dengan perusahaan. Bukan tidak mau, namun perusahaan yang menolak untuk bermitra dengan petani.

"Kita berharap pengawasan dari pemerintah yakni Disbun dan DPR baik provinsi maupun kabupaten dimaksimalkan kembali. Jangan justru lemah sehingga seolah petani tidak mendapat perhatian. Sebab petani akan menjadi korban dan terus merugi," tegasnya 

Menurutnya, harus ada tindakan dari pemerintah untuk PKS yang tidak mematuhi aturan tentang tata niaga perkebunan kelapa sawit itu. Sehingga kesejahteraan petani semakin terwujud.

"Jika tidak mengambil langkah tegas, maka aturan pemerintah akan diinjak-injak, wibawa negara hilang dan petani akan semakin terpuruk," tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :