Pinrang, elaeis.co - Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, terus mendorong pengembangan kelapa sawit sebagai komoditas unggulan baru daerah.

Sawit masih tergolong komoditas baru sehingga belum banyak masyarakat yang mengusahakannya. Selama ini komoditas perkebunan utama adalah kelapa dalam, kopi, kemiri, kakao, dan aren.

Kepala Bidang Pengembangan Perkebunan Disnakbun Pinrang, Jabbar Ali, mengungkapkan, saat ini luas perkebunan sawit di Kabupaten Pinrang baru mencapai 741 hektar.

“Dari luas tersebut, sawit yang sudah produksi tidak sampai separuh. Baru sekitar 300 hektar,” katanya dalam pernyataan resmi, kemarin.

Dia menambahkan, di daerah lain seperti kabupaten tetangga, Polewali Mandar, banyak petani yang merupakan plasma atau mitra dari perusahaan perkebunan sawit swasta. "Tapi di Pinrang, sejauh ini masih murni kebun sawit rakyat," tukasnya.

Melihat fakta bahwa sawit berkontribusi besar terhadap devisa, menurutnya, Pemkab Pinrang menilai sawit sangat potensial didorong untuk menjadi komoditas unggulan daerah. Agar warga Pinrang terutama para petani tertarik menanam sawit, maka pemda harus memberikan perhatian khusus dan lebih intens menyosialisasikannya.

“Mulai tahun ini kita sudah coba melakukan edukasi secara perlahan. Bagaimana tata kelola, sumber bibit, penanaman, pemasaran. Kita juga rancang target jangka panjang, yakni menghadirkan pabrik sawit skala kecil,” urainya.

"Atensi harus diberikan dari hulu hingga hilir. Termasuk pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok petani sawit, kelembagaan harus diperkuat," tambahnya.

Selain perbaikan tata kelola, menurutnya, pemda juga akan melakukan inventarisasi seluruh potensi sawit. "Supaya ada data pegangan kami. Dengan begitu, kalau ada investor yang ingin masuk, bisa diperlihatkan dengan detil seperti apa potensi sawit di Pinrang,” tutupnya.