Berita / Internasional /
Petani Swadaya Dayak Sarawak Dukung Pengalokasian RM1,4 Miliar untuk Replanting Sawit
Napolean R Ningkos, Presiden Sarawak DOPPA. foto: ist.
Jakarta, elaeis.co - Asosiasi Pekebun Kelapa Sawit Dayak Sarawak (The Sarawak Dayak Oil Palm Planters Association/DOPPA) mengapresiasi Pemerintah Federal serta Kementerian Perkebunan dan Komoditas atas alokasi strategis sebesar RM1,4 miliar yang didedikasikan untuk inisiatif peremajaan sebagai bagian dari Rencana Malaysia ke-13 (2026-2030).
Pernyataan DOPPA disampaikan sebagai tanggapan atas siaran pers Channel News Asia berisi pidato Menteri Perkebunan dan Komoditas Datuk Seri Johari di Parlemen mengenai dana replanting sawit dalam Rencana Malaysia ke-13.
Langkah berwawasan ke depan tersebut diharapkan bisa menjawab kebutuhan krusial untuk meremajakan perkebunan kelapa sawit yang menua, terutama bagi petani swadaya di Sarawak. Komitmen keuangan ini menggarisbawahi dedikasi pemerintah untuk mempertahankan dan meningkatkan industri kelapa sawit nasional.
Menurut data Dewan Kelapa Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB) untuk tahun 2023, Sarawak memiliki 256.738 hektar perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh 46.584 petani swadaya. Sebagai wilayah perkebunan kelapa sawit terluas di Malaysia, Sarawak dinilai harus mendapatkan prioritas dalam hal alokasi khusus dan upaya-upaya terarah dari Kementerian Perkebunan dan Komoditas.
Dengan tingkat penanaman kembali saat ini yang hanya 2%, terdapat risiko dampak terhadap rantai pasok pasar lokal dan global akibat penuaan pohon kelapa sawit dan kurangnya peremajaan yang tepat waktu.
"Mengatasi masalah ini sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif Malaysia di pasar global dalam hal penawaran dan permintaan," kata Napolean R Ningkos, Presiden Sarawak DOPPA, dalam siaran pers yang diterima elaeis.co, kemarin.
Melihat kompleksitas prosedur aplikasi dan persetujuan peremajaan saat ini, DOPPA mendesak Kementerian untuk menyederhanakan proses-proses tersebut. Saat ini, menurutnya, lebih dari 70% petani swadaya di Sarawak tidak beroperasi dengan produktivitas penuh akibat penuaan pohon kelapa sawit.
"Proses aplikasi peremajaan terhambat oleh verifikasi status lahan yang lambat, padahal itu merupakan persyaratan untuk pencairan insentif dan pinjaman lunak melalui Agro Bank," kritiknya.
DOPPA mengusulkan agar Kementerian Perkebunan dan Komoditas menyederhanakan proses untuk memfasilitasi penanaman kembali lahan sawit tua secepatnya oleh petani swadaya di Sarawak. "Departemen Pertanian Sarawak dan MPOB Sarawak dapat berfungsi sebagai saluran yang efektif untuk menerapkan insentif skema penanaman kembali. Inisiatif ini akan mempercepat upaya peremajaan secara signifikan," tukasnya.
"Dengan alokasi RM1,4 miliar, pemerintah harus mengadopsi pendekatan praktis untuk menanam kembali sekitar 77.000 hektar di bawah Rencana Malaysia ke-13. Target ini hanya mewakili 9,3% dari total luas lahan petani swadaya di Malaysia yang mencapai 824.404 hektar," tambahnya.
Selain proses yang disederhanakan, DOPPA menyarankan agar Kementerian Perkebunan dan Komoditas mempertimbangkan untuk memberikan insentif kepada petani swadaya yang melakukan penanaman kembali atas inisiatif mereka sendiri. MPOB dapat dipercaya untuk memverifikasi penyelesaian kegiatan penanaman kembali tersebut.
"Dengan mendorong penanaman kembali yang bermotivasi mandiri, pendekatan ini tidak hanya akan mempercepat proses peremajaan, tetapi juga memastikan bahwa hibah pemerintah mencapai tujuan yang diinginkan tanpa pemborosan," tegasnya.
DOPPA mengapresiasi Pemerintah Federal dan Kementerian Perkebunan dan Komoditas atas komitmennya terhadap industri kelapa sawit dan mendorong kolaborasi berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan implementasi inisiatif-inisiatif ini, yang menjamin masa depan berkelanjutan bagi sektor kelapa sawit Malaysia.







Komentar Via Facebook :