https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Gejolak Harga

Petani Sawit Negosiasi dengan Kadisbun di Malam Hari, ini Hasilnya!

Petani Sawit Negosiasi dengan Kadisbun di Malam Hari, ini Hasilnya!

Pertemuan antara SAMADE dan Disbun jambi. (Foto Dok. SAMADE Jambi)


Jambi, elaeis.co - Pihak Dinas Perkebunan Provinsi Jambi menetapi janjinya. Mereka bersedia mempertemukan para petani sawit swadaya yang tergabung dalam DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) dengan Kepala Dinas Perkebunan Jambi, Agus Rizal.

"Kami berunding dengan Pak Agus Rizal pada Kamis (5/5/2022) malam, sekitar pukul 20.00 sampai 22.00 WIB. Perundingan tadi malam itu sepertinya berlangsung di rumah pribadi beliau," kata Ketua DPW SAMADE Jambi, Suroso, kepada elaeis.co, Jumat (6/5/2022) pagi.

Saat itu ia didampingi tiga pengurus DPW SAMADE, dan Agus Rizal didampingi dua pejabat Disbun.

Suroso menyebutkan, malam itu Agus Rizal selaku Kepala Dinas Perkebunan memohon agar SAMADE menghentikan niatnya untuk berunjukrasa dan menutup semua pabrik kelapa sawit (PKS) di Jambi.

Agar tuntutan didengar, Suroso menyebutkan Agus Rizal berjanji akan  mempertemukan para petani sawit swadaya dengan Gubernur H. Al Haris.

"Beliau akan menjembatani pertemuan antara SAMADE dengan Pak Gubernur," kata Suroso.

Suroso mengaku malam itu mereka menyambut baik tawaran Kadisbun Agus Rizal.

Namun mereka tak ingin terlena dan segera menyodorkan masalah utama yang dihadapi para petani sawit swadaya.

"Saya katakan kepada beliau tadi malam, sudah bertahun-tahun petani swadaya mengalami disparitas harga TBS dengan petani plasma. Contoh, harga TBS produksi petani plasma yang dari usia tanaman 3 tahun dihargai Rp 2.900-an di PKS," kata Suroso.

Namun TBS produksi petani swadaya dari usia tanaman yang sama dan bibit juga berkualitas dan bersertifikasi cuma diharga sekitar Rp 1.500-an.

Hal inilah yang ia sampaipkan dan menjadi bahan protes para petani sawit swadaya.

Harga pembelian TBS produksi petani swadaya, kata Suroso, semakin anjlok dibuat oleh pihak PKS tatkala Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan larangan ekspor minyak goreng (migor) dan bahan baku migor selama sepekan terakhir.

Karena itu pihaknya menuntut agar agar ketetapan harga yang selalu diterbitkan setiap minggu oleh Disbun Jambi juga diberlakukan bagi petani sawit swadaya.

"Kami minta setidaknya kalau pun harga TBS produksi petani plasma dibedakan dengan produksi petani swadaya, ya bedanya jangan jauh kali. Maksimal beda Rp 500 per kilogram saja," kata Suroso.

Ia mencontohkan, jika TBS usia tanam 10-20 tahun produksi petani bermitra atau plasma ditetapkan Rp 3.700/kg, maka produksi petani swadaya Rp 3.200/kg.

Malam itu berulangkali Suroso mengingatkan disparitas dan diskriminasi harga TBS itu sudah bertahun-tahun dialami para petani swadaya dan hal itu harus dihentikan oleh ppihak Disbun Jambi.

"Syukurnya beliau bersikap positif. Pekan depan, tepatnya hari Kamis (12/5/2022), kami dipertemukan dengan Gubernur H. Al Haris untuk membicarakan masalah ini, dan setelah itu dipertemukan dengan para pemilik-pemilik PKS agar persoalan harga TBS ini bisa ada solusi," tegas Suroso.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :