Berita / Sumatera /
Petani Sawit Bengkulu Makin Sejahtera, ini Indikatornya
Ilustrasi (BPS)
Bengkulu, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) dari subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) di Bengkulu pada September 2022 lalu mengalami kenaikan sebesar 7,80 persen dibandingkan dengan NTPR Agustus 2022. Persinya naik dari 129,52 menjadi 139,61 persen. Kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa petani perkebunan rakyat seperti kelapa sawit semakin sejahtera.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal mengatakan, NTP merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayarkan petani yang dinyatakan dalam persentase. NTP ini menjadi salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani.
"Angka NTP yang semakin mendekati 100 berarti kondisi petani semakin mendekati impas. Pendapatan dan pengeluaran petani sama. Kalau NTP makin jauh di bawah 100, maka petani semakin merugi atau mengalami defisit," jelas Win, kemarin.
Win mengaku, NTPR Bengkulu sebesar 139,61 pada September 2022 lalu menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran petani.
"Untuk petani dari sektor tanaman perkebunan rakyat khususnya petani kelapa sawit saat ini sudah semakin sejahtera, kenaikan harga TBS kelapa sawit menjadi pemicunya," tuturnya.
Dia mengatakan, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu sempat turun hingga Rp 1.000 per kilogram pada Juli hingga awal Agustus 2022 lalu. Namun, saat ini harga TBS kelapa sawit telah mencapai Rp 1.880 per kilogram.
"Karena harga TBS kelapa sawit membaik, menyebabkan NTPR di Bengkulu ikut naik," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, naiknya NTP menjadi secercah harapan bagi pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi di sisa kuartal 2022. Pasalnya, subsektor tersebut paling adaptif selama pandemi Covid-19 melanda sehingga menjadi peluang bagi pemerintah untuk melakukan terobosan yang konkret.
"Kita akan dorong agar NTP di Bengkulu terus naik, dengan begitu perekonomian daerah akan membaik," katanya.
Menurutnya, Pemprov Bengkulu akan mengoptimalisasi sektor tanaman perkebunan rakyat sebagai modal dasar untuk membangkitkan perekonomian daerah. Pemerintah telah menyiapkan desain utama, terutama untuk mengatasi masalah ketimpangan produksi hasil perkebunan. Salah satu strategi intinya adalah dengan menciptakan prioritas jenis produksi.
"Kita akan siapkan grand design untuk memprioritaskan jenis produksi apa yang perlu digeber duluan. Sektor perkebunan apa yang memang diprioritaskan seperti kelapa sawit," tutupnya.







Komentar Via Facebook :